Minggu, 31 Mei 2009

Fandi Ahmad : Legenda Singapura asal Pacitan

Sejak 1979 sampai 1982, dunia sepak bola kita cukup semarak dengan tampilnya pemain-pemain asing di klub anggota Liga Sepak Bola Utama (Galatama). Kala itu, pemain yang dikontrak memang legendaris, sebut saja: Fandi Ahmad, David Lee, yang bermain untuk klub Niac Mitra Surabaya, dan Jairo Matos dikontrak oleh Pardedetex Medan. Fandi Ahmad dan David Lee berasal dari Singapura. Mereka menjadi andalan Niac Mitra.

Sebelum berkiprah di Indonesia pada 1982, Fandi berlaga di pertandingan demi pertandingan di negaranya. Ia memang pemain elegan dan andal di negerinya. Barangkali bakat sepak bola ia warisi dari ayahnya, Ahmad Wartam, yang mantan penjaga gawang Singapura 1963-1968 dan anggota lari 4x100 meter pada dekade yang sama. Pertama kali ia bergabung dengan tim King of Tigers.
Fandi Ahmad bersama John Van Chip dan Marco Van Basten dalam tes di Ajax

Kalau saja saat itu Fandi memilih bergabung dengan Ajax Amsterdam, mungkin ceritanya akan lain bagi kesebelasan Niac Mitra. Sebelum dipinang oleh Niac Mitra, Fandi--kala itu baru 17 tahun--sudah ditawari oleh Ajax dengan gaji US$ 40 ribu per tahun untuk kontrak selama tiga tahun yang dibayar di muka. Tapi, ia menampik tawaran itu lantaran tidak cocok pada salah satu isi perjanjian: tidak dapat sewaktu-waktu pulang ke Tanah Air jika tidak dalam keadaan darurat sekali.

Akhirnya Fandi menerima pinangan Niac Mitra dengan bayaran US$ 75 ribu untuk kontrak satu tahun dan dapat diperpanjang. Bukan sekadar bayaran itu jika Fandi lebih mantap bergabung dengan Niac Mitra. Pihak Niac Mitra memberikan keleluasaan baginya untuk dapat menjenguk keluarganya di Singapura. Toh, jarak negara yang dekat serta Fandi merasa di kampung sendiri--ayahnya, Ahmad Wartam, berdarah Jawa Pacitan.

Tak rugi Niac Mitra merekrut Fandi dan David Lee. Mereka memang patut menjadi andalan. Terbukti dua pemain asal Singapura itu mampu menunjukkan prestasi yang elegan. Bersama pemain Niac Mitra lainnya, antara lain Joko Malis, Dullah Rahim, dan Rudy Kelces; mereka mengalahkan PS Tunas Inti dengan 2-0 pada pertandingan putaran 1982-1983. Tercatat, selama satu tahun dikontrak Niac Mitra satu musim kompetisi, Fandi sebagai striker telah menyumbangkan 13 gol bagi Niac Mitra. Berkat prestasinya membawa Niac Mitra jadi juara Galatama, Fandi Ahmad dan David Lee diangkat jadi warga kehormatan kota Surabaya.

Keluar dari Niac Mitra, pada 1983, karena PSSI melarang adanya pemain asing, pria dengan tinggi 187 sentimeter itu meninggalkan Singapura untuk main bagi klub FC Groningen, Belanda. Dua tahun kemudian, ia bergabung dengan Federal Territory (sekarang bernama KLFA). Fandi pernah pula ditawari untuk bermain di Jepang dengan bayaran bisa mencapai Rp 430 juta setahun pada 1991.

Pada saat itu, menurut laporan The Straits Times Singapura, Fandi mendapat bayaran sekitar Rp 110 juta per tahun dari klub Pahang, Kuala Lumpur, Malaysia. Sampai beberapa tahun kemudian, di negerinya Fandi masih mengukir prestasi. Menjadi ujung tombak bagi Geylang United Singapura, suami Nur Sarah itu terpilih sebagai pemain terbaik Asia pada Juni 1996 oleh Konfederasi Sepak bola Asia. Tak hanya jago di lapangan sepak bola, ia pun bisa berakting di sinetron 60 episode, yang berkisah tentang pemain sepak bola produksi patungan Singapore Television Twelve dan Communications 200.

Sampai 1999, ia masih aktif di arena sepak bola Negeri Singa. Bukan sebagai pemain, tetapi menjadi asisten bagi pelatih Vincent Subramaniam dalam memperkuat tim negerinya di SEA Games XX Brunei Darussalam.



Perjalanan Karir :
Sebagai pemain
• Niac Mitra Surabaya (1982-1983)
• FC Groningen (1983-1985)
• Kuala Lumpur FC (1986-1990)
• OFI Crete (1990)
• Pahang FC (1991-1992)
• Singapura (berkompetisi di Liga Malaysia) (1993-1994)
• Geylang United (1996)
• Singapore Armed Forces FC (1997-1999)

Sebagai pelatih

• tim nasional sepak bola Singapura (asisten pelatih; 1999)
• Singapore Armed Forces FC (2000-2003)
• tim nasional sepak bola Singapura (asisten pelatih; 2004-2006)
• U-23 Singapura (berkompetisi di Liga Singapura) (2006)
• Pelita Jaya (2006-)

Kamis, 28 Mei 2009

Vata Matanu : Pengabdian striker Benfica di Indonesia

Usia kepala 3 di dunia sepakbola, termasuk menginjak senja. akan tetapi,bagi stiker Vata Matanu, pengalaman, performa dan kematangannya masih sangat dibutuhkan bagi klub asal bali yang bakal berkecimpung di ajang Liga Indonesia.Jelas sebuah pengalaman menjadi modalnya untuk tetap eksis di dunia sepakbola. Apalagi, dia telah membela klub besar bersama Benfica (Portugal)

Karirnya mulai meredup ketika dipinjamkan ke klub Floriana Malta.Tapi ia sempat membawa klub tersebut mencicipi juara Liga Malta. Vata pun lantas mengadu nasib ke klub Indonesia, Gelora Dewata Bali.

Keputusan management Gelora Dewata,(HM. Mislan) untuk mendatangkan pemain asal
Angola pada transfer pembukan Liga Indonesia silam berbuah manis. Kehadiran pemain bernama lengkap Vata Matanu Garcia mampu meringankan beban Misnadi Amrizal di lini depan Gelora Dewata.

Faktor jam terbang dan pengalaman bertanding menjadikan Vata dan rekannya Abel Campos menjadi pemimpin anak-anak asal pulau bali seperti, Kadek Suartama, Komang Adnyana, Misnadi Amrizal, Nus Yadera dan I Bagus Mahayasa. Mantan bintang Benfica itu pun sukses menjalankan strategi yang diterapkan oleh Freddy Muli.

Oleh Freddy, pemain yang berulang tahun pada tanggal 19 Maret itu diberi kebebasan di lapangan. Tidak hanya bermain sebagai pemain striker, tapi juga dapat sebagai winger, atau pun second striker bersama Abel Campos

Vata pun menjawab kepercayaan sang pelatih dengan penampilan memukau. Puncaknya adalah ketika mampu menjadi top skor di Wilayah Timur dengan torehan 21 gol. Ia juga membawa Gelora berada di urutan 5 klasmen, di bawah Petrokimia, PKT, Assyabab SGS dan Barito Putra. Biarpun ia gagal mengantarakan Gelora menuju ke babak 8 besar, namun hasil pencapaiannya yang bagus bagi seorang pemain Afrika di tanah Indonesia, mengingat perbedaan kultur permainan dua negara.

Penampilan gemilang Vata mendapat banyak pujian dari banyak pihak, khususnya publik Bali. Pujian atas debut pemain berkewarganegaraan Angola itu datang dari pemain asing lainnya seperti Roger Milla dan Maboang Kessack. "Vata, adalah seorang penyerang hebat dan anda akan selalu membutuhkan bola untuk memberikan kepada dia didalam kotak penalti”, tambah Roger Milla.

Kisah Vata juga sempat di komentari oleh mantan pelatih Persema Suharno " Pada masa itu duet Vata dan Misnadi sangat tajam. Khususnya Vata termasuk stiker handal dalam bola-bola atas dengan sikap opurtutis di kotak penalti lawan.

Kegagalan ia membawa Gelora di musim pertama di kompetisi perdana Liga Indonesia, menjadi pemicu tekat dari Vata. Dan pada akhirnya pada kometisi musim 1997/1998, Vata berhasil membawa Gelora menjadi runner-up Wilayah timur, di bawah PSM Makasar. Keberhasilannya otomatis membawa Gelora Dewata lolos ke babak 8 besar, dengan torehan 14 gol yang di sumbangkannya.

Penampilan bagusnya dalam membobol gawang lawan membuat, Ia masuk dalam daftar pemain All-Star timur. Dan hasilnya, ia pun sukses membubuhkan 2 gol, yang membuatnya terpilih sebagai stiker utama dalama laga Indonesia All-Star vs Lazio.

Sebagai mantan striker Angola, nama Vata memang menjadi Idola di kompetisi Liga Indonesia. Kesemuanya karenaVata telah mengoleksi 65 caps pertandingangan dan membubuhkan 20 gol untuk timnas Angola. pemain yang mengawali karirnya bersama klub "Progresso" itu dikenal sebagai striker mematikan di dalam kotak penalti lawan.

Setelah masa emasnya habis Vata Matanu akhirnya banting stir menjadi pelatih sepakbola, di Australia dan Bali. Khasus bom Bali yang terjadi tahun 2002 mengetuk hatinya mengumpulkan dana melalui kegiatan ‘Beach Soccer’. Bersama dengan Hj.Agus Bambang Priyanto SH, salah satu simpatisan bom Bali, Vata mengadakan kegiatan ‘Beach Soccer’ tersebut murni kegiatan amal dana untuk keluarga korban bom Bali. “Sebagian dari uang sponsor di sumbangkan ke keluarga korban bom Bali, karena saya tahu sampai saat ini ada diantara mereka tidak punya rumah, dan membutuhkan bantuan dana untuk membesarkan anak-anak mereka,” kata Vata.





Pengalaman Sebagai Pemain dan Pelatih
v 1981-1991 : Bermain dengan Benfica Portugal Liga Eropa final dengan AC Milan
Pelatih Sven Erickson
v 1989-1990 : Top Skor untuk Portugal dengan 16 gol
v 1994-2001 : Pemain dan asisten Pelatih Gelora Dewata Bali
v 1995 : Top skor di wilayah timur Indonesia dengan 21 gol
v 2001 : Pelatih Kepala International Soccer Academy di bali
v 2002-2004 : Pelatih di sekolah sepak bola di Melbourne,Australia
v 2004-2005 : Pelatih Kepala International Soccer Academy di bali
: Pelatih Kepala Mitra Kukar Kalimantan, divisi I Indonesia
v 2005-2006 : Pelatih Kepala Ps Persegi Gianyar Bali, LIGINA

Penghargaan
v 1998 : Juara Nasional dengan Benfica
v 1989 : Top skor di liga nasional Porugal 38 kali bermain/16 gol
v 1990 : Juara di Piala Super denga SL Benfica
: Dengan SL Benfica Runer Up Piala Eropa dan juara AC Milan
: Dengan SL Benfica Juara Nasional
: Dengan Floriana Menjadi Juara Nasional di Malta
v 1995 : Top skor di liga Indonesia Wilayah Timur
v 1996-1997 : Dengan Gelora Dewata menjadi Finalis di kejuaraan Liga Indonesia.

Selasa, 26 Mei 2009

Daftar Sekolah Sepak Bola di Indonesia


Jakarta :

Sekolah Sepak Bola Biangbola

GOR Pertamina Simprug

Jl. Tengku Nyak Arif, Kebayoran,
Jakarta Selatan

Telp 722 5525 atau 7070 7907


SSB Abstraxs
Jl. Rawa Papan Bintaro, Jakarta Selatan
(021) 73889856

SSB Ampera
Jl. Kibledug Jaya Gg. Kyai Maja 72 Ciledug Tengah

SSB Annisa Pratama
Jl. Lapan Rt 008/08 No. 46 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13710

SSB AS-IOP Apacinti
Kompleks Gelora Senayan, Lapangan E (Lap. Aspirin), Unit II Senayan Jakarta


SSB Bina Taruna
Stadion Bea & Cukai Rawamangun, Jakarta Timur

SSB Bina Utama
Jl. Melati III Rt 001/005 No. 23 Cakung Timur, Jakarta Timur

SSB Bintang Utara
Jl. Mucang Raya Blok N No. 16 Lagoa Tanjung Priok Jakarta Utara

SSB Bintaro Jaya
Jl. Taman Mangu Indah Blok I-1 No. 18 Bintaro

SSB Bonnas FC
Jl. Pemata Safir No. 29 Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

SSB Forza Pratama
Jl. Raya Bogor, Cibubur, Jakarta Timur

SSB IM-DKI
Jl. H. Mencong Peninggilan Utara Rt 02/03 No. 55, Ciledug

SSB La Rose
Jl. Raya Pelabuhan Tanjung Periok Lorong 5 Jakarta Utara

SSB MBFA
Jl. Dr. Abdurrahman Saleh 49E Jakarta

SSB Merah Putih
Toko Intan Sport, Jl. Plumpang Semper No. 1B Jakarta Utara

SSB Putra Indonesia
Taman Wisma Asri Blok N 45 Jakarta Timur

SSB Rawa Junior
Jl. Ancol Selatan RT. 02/02 N0. 15A Sunter Agung Jakarta Utara

SSB Ricky Yakobi
Jl. Patal Senayan, Jakarta


SSB Malaka Selection
Berdiri: 15 Maret 2002
Alamat: Jl. Rorotan IV no. 24, Jakarta Utara
Telp.: 021-44851459 - 44850562
Stadion: Malaka Jaya Rorotan, Lap. Rorotan IV Malaka, Lap. Kelurahan Rorotan


SSB Sanggraha Pelita
Jalan Raya Jagorawi, Lebak Bulus, Jakarta Selatan

SSB Si Doel Gelora Ragunan
Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

SSB Persija
Stadion Menteng Jakarta Pusat Telp. 9143233

SSB Doel
Karinda Plaza Blok B1 Perum Bumi Karang Indah Jl. Karang Tengah Raya Lebak Bulus Jakarta Selatan, Telp: 7505667, 7505569, 7655873

SSB Andi Lala Football School
Jalan Raya Meruya Selatan Kembangan Jakarta Barat
Telp. 5300216 (Tri Setyanto)
5330618 (Andi Lala)
Tempat latihan : Jalan Raya Meruya Selatan Kembangan Jak-Bar

SSB Indonesia Muda
Jl. Pinang No. 5 Kel.Lagoa, Jakarta Utara
Tempat latihan : Stadion Tugu Semper Jakarta Utara

SSB Bintang 45
Jl. Kayu Tinggi Rt 05/06 Kampung Kandang Sapi Cakung, Jakarta Timur

Asian Soccer Academy

Apartemen Beverly Towers, Unit 1046, Jl. RA. Kartini Kav. 16, Cilandak Barat, Jakarta
(021) 75911046

SSB Mutiara Cempaka Utama
Jl. Cempaka Putih Barat, Jakarta Timur.
(021) 4261422

Sekolah Sepak Bola Netral
Jl. Peralihan
Sungai Begog No. 39, Semper,
Tanjung Priok, Jakut
(021) 4413928


SSB PAM Jaya
Jalan Raya Kalimalang No.89 Jakarta Timur
(021) 8643026

SSB Pelita Bakrie
POR Pelita Sawangan
(021) 7494439


SSB Persigawa Selatan
Jl Raya Bogor Km 27 Komplek ZENI AD, Pasar Rebo, Jakarta Timur
(021) 8708689

Sumatera:

SSB Anak Bangsa

Balai Pemuda Parak Lawe, Jalan Parak Lawe, Padang
(0751) 63609

SSB Sejati Pratama
Jl. Karya Jaya, Kel. Masyhur, Medan

SSB Bumi Sriwijaya
Jl Letnan Yasin Rt 14 Rw 05 No. 792 Palembang

0812 7392851

SSB Telanai Pura Jambi
Kantor Camat Telanaipura, Jl. Kapten Tendean Telanaipura, Jambi


SSB Global Payakumbuh
Masjid Makmur, Kelurahan Nunang, Kecamatan Payakumbuh Barat,
Payakumbuh, Sumatera Barat
(0751) 94128

SSB Patra Muda
Jl Durian No. 319 /G. Komperta Plaju, Palembang
(0711) 597237

Sekolah Sepak Bola PDAM Padang Junior

Stadion GOR Agus Salim, Komplek Rimbo Kaluang,
Padang, Sumatera Barat


SSB PSTS Padang
Lapangan PSTS Tabing, Jalan Hamka, Padang
(0751) 54310-44372

SSB Yapora Pratama
Jl. Ambu Ambu No.1, Kelurahan Tangkerang Barat, Pekanbaru.
(0761) 21329

SSB Sinar Sakti
Jl. Timor No. 10E, Medan Timur



Banten:

SSB Cipondoh Putra
Jl Hasyim Ashari No. 1, Cipondoh, Tangerang.
(021) 5549435

SSB Indonesia Muda DKI
Jl. H. Mencong, Ciledug, Tangerang
(021) 7311190

SSB Banten Raya
Berdiri: 1997
Alamat: Jl. Jendral Sudirman, Kompleks Perkantoran Cikupa, No. 2, Pandeglang
Telp.: 0253-201300 fax 201300

SSB Putra BSD

Jl. Pinus Raya Blok D3 No 23, Bumi Serpong Damai, Tangerang
(021) 5382524

SSB Villa 2000
Perumahan Pamulang Villa sektor V, Banten
(021) 7444521

SSB Ranten Raya
Jl. Jenderal Sudirman, Kompleks Perkantoran Cikupa No. 2, Pandeglang

SSB Pelita Tunas
Desa Nyangkoek, Cicurug, Sukabumi 43159

SSB Kukusan
Jl. K.H. Ahmad Dahlan III No. 16A Beji, Depok

SSB Nelayan Pratama
Jl. Puskesmas No. 04 Kel. Maragagiri Kec. Bojonegara Kab. Serang Banten




Bogor:

SSB Buperta
Bumi Perkemahan dan Griya Wisata, Cibubur
021-9222320

SSB Prahara Ciampea
Jl.Let. Soekarna 10, Ciampea, Bogor
(0251) 623515

SSB Tunas Putra Work Shop DPU

Jl. Dr. Nurdin, Cibinong, Bogor

021-8750805

SSB KEBO MANIA
Jl. Aman No :4, Komplek Pemda Kabupaten Bogor
(Stadion Persikabo), Cibinong, Tlp: 62-21-87911671


SSB Siaga Pratama
Berdiri: 28 Oktober 1998
Alamat: Lapangan Siaga, Jl. Bojong Gede Raya, Bojong Gede, Bogor
Telepon: 021-8784293, 8798723


Bandung :

SSB Sidolig
Jl. Jend. Ahmad Yani 262/ STD Persib Bandung


Kalimantan :
SSB Binuang Muda
Jl. Pemuda No. 28 Binuang, Kabupaten Tapin, Kalsel

SSB Oemar Bakrie
Berdiri: 17 Oktober 1999
Alamat: Kota Baru, Pulau Laut, Taman Melati, Banjarmasin, Kalimantan Selatan 22639
Stadion: P. T. Arutmin Indonesia



Jawa dan Bali :


SSB Denpasar
Renon, Denpasar
(0361) 231470, 259211

SSB Pekerjaan Umum
Berdiri: 1988
Alamat: Jl. Laksda Adisucipto, Malang
Telepon: 0341 – 498142

SSB Bina Bola Putra Gelora
Alamat: Gelora 10 November, Jl. Tambak Sari 1, Surabaya
Telp.: 031-5049042

SSB Putra Batik
Alamat: Setono Gg. II No. 14, Pekalongan Timur
Berdiri: Juli 2001

SSB Labaltex
Berdiri: 9 September 1996
Alamat: Jl. Rajawali 7A, Pekalongan

SSB Gading Mas
Jl. Durian 31, Madiun Jawa Timur
(0351) 496361

SSB Garuda Putra Dalung
Lapangan Dalung, Kuta Utara, Badung
08179766174

SSB Kediri Putra
Jl. Miri 45, Ds. Ngasem, Kec. Gampingrejo,
Kab. Kediri
(0354) 683130

SSB Bintang Muda Arum
Alamat: Jl. Apokat A-4 Perum Sidoarum, Godean, Sleman, DIY

Sekolah Sepak Bola Tunas Mandiri
Jl. Kalimas Mijen 23, Semarang

SSB SMU Dr. Soetomo Surabaya
Berdiri: 1999
Alamat: Jl. Manyar Rejo I-39, Semolowaru no. 9, Surabaya
Telepon: 031-594 4474, 599 1783

SSB Sorao
Jalan Pulau Moujo No. 1 A, Denpasar, Bali
(0361) 723753

Unibraw 82
Jl. Watujajar, Malang
(0341) 572483

SSB Nusantara
Jl. Perumahan Nuansa Kori, Denpasar
(0361) 428743, 0818392944

Sekolah Sepak Bola Remaja Ngawi
Jl. Suroso No 9, Ngawi, Jawa Timur
(0351) 749702

SSB Purbaya
Jl. Setia Bhakti No. 10, Madiun
(0351) 482794

Sulawesi :

Makassar Football School 2000
Jl. Kartini, Makassar, Sulawesi Selatan
(0411) 3213000

SSB RAF Makassar
Jl. Baji Nyawa No. 1 Makassar
(0411) 878065




Rabu, 20 Mei 2009

Peran Azwar Anas Bagi Sepakbola Indonesia

"Sesungguhnya kemajuan suatu bangsa terletak pada akhlaknya, jika akhlak mereka bejat hancurlah bangsa itu".

Opini diatas mengajak kepada kita untuk menilik kembali terhadap pandangan kita dalam hal memperbincangkan dalam kemajuan suatu bangsa.Kemajuan suatu bangsa tak hanya di ukur melalui patokan kemajuan teknologinya semata tetapi juga harus dilihat kelakuan moral dan kejujuran masyarakatnya

Pertanyaannya sekarang, Apa masih adakah sebuah harapan sepak bola memberikan pesan-pesan moral dan kejujuran? Di tengah makin kuatnya arus ketamakan manusia, di tengah apatisme bahkan ketidakpercayaan orang kepada pengelola olahraga,khususnya sepak bola,yang di kelola PSSI. Apakah masih ada, sebuah harapan dan setitik sinar terang di ujung lorong gelap.

Melihat dan bercerita soal kasus, skandal dan suap di PSSI, saya jadi teringat Pak Azwar Anas. Ia adalah mantan ketua umum PSSI, yang pada masanya pusing karena bergelut dengan sistem kebobrokan sepakabola kita. Kisah ini hampir mirip dengan kasus korupsi sepak bola yang terjadi di Italia, dan terkenal dengan nama skandal calciopoli. Calciopoli merupakan pengungkapan skandal korupsi terbesar yang dilakukan Federasi Sepak Bola Italia dan memakan korban belasan wasit dan direktur, serta pemilik klub.
Pembongkaran skandal suap, korupsi, dan mafia wasit pun sebenarnya merupakan pengalaman pahit yang pernah dialami sepak bola Indonesia. Seperti halnya di Eropa, borok justru berasal dari tubuh korps wasit, dan pada Maret 1998, PSSI secara tegas menjatuhkan sanksi 20 tahun tak boleh aktif dalam sepak bola kepada Djafar Umar, yang kala itu menjabat wakil ketua komisi wasit.Tidak hanya Djafar, delapan wasit juga dijatuhi sanksi berat setelah penyelidikan maraton yang dilakukan Tim Penyelesaian Masalah Perwasitan (TPMP), yang diketuai Adang Ruchiatna.

Kebusukan dalam sepak bola Indonesia itu sebenarnya sudah terendus lama, namun baru terungkap lewat celotehan Manajer Persikab Kabupaten Bandung Endang Sobarna. Endang ”menyanyi” tentang kolusi wasit dan jual beli pertandingan pada rapat lengkap pengurus PSSI yang dihadiri Ketua Umum PSSI Azwar Anaz, awal Februari 1998.
”Nyanyian merdu” Endang kemudian memaksa Azwar yang memang dikenal sebagai pribadi santun dan jujur untuk membentuk TPMP yang ketuai Adang. Tim ini, dengan sokongan semua pihak, termasuk polisi, pemain, dan pelatih, akhirnya sukses membongkar jaringan mafia wasit Indonesia.

Selain Endang, Azwar menjadi figur penting pemberantasan korupsi dan kolusi dalam sepak bola. Tanpa political will dari ketua umum PSSI yang jujur dan bermoral baik, seperti Azwar, mustahil memberantas penyakit korupsi yang memang sudah laten itu.

Azwar pun sering melontarkan impiannya tentang pembangunan karakter bangsa lewat sepak bola. ”Sepak bola harus menjadi bagian penting dari pembangunan karakter bangsa. Kita membutuhkan orang-orang yang jujur dan bermoral baik di dalamnya,” ujarnya.

Memang dalam Bertindak "jujur" belum tentu benar, dan Bertindak "benar" belum tentu jujur

Tapi Kita sungguh merindukan figur-figur santun, jujur, dan bermoral baik seperti Azwar Anaz untuk memimpin olahraga Indonesia, khususnya sepak bola yang kali ini terasa jauh dari nilai-nilai moral dan sportifitas. Rezza Lubis for TOTAL FOOTBALL INDONESIA

Kamis, 14 Mei 2009

Selasa, 12 Mei 2009

Tim Nasional Indonesia (1997-2007) versi Total football Indonesia

Sulit sebenarnya memilih tim nasional ideal ini, kalau saya ambil sebuah garis lurus saya akan mengambil pemain-pemain Indonesia di era tahun 1997 sampai saat ini, hal ini bukannya saya anti terhadap bintang-bintang lama, tapi di sini pengamatan saya akan lebih objektif. karena di masa ini saya sudah bisa mencermati dengan mata kepala saya sendiri mana pemain-pemain yang mempunyai skill bagus di blantika sepakbola Indonesia.

bercerita di era 1997 an,sebagian besar menggunakan pola 3-5-2 ala Italia. Sementara beberpa tahun terakhir formasi 4-4-2 dan 3-4-3 menjadi tren sepakbola kita. Meski dengan formasi yang berbeda-beda, namun hampir semua tim menggunakan dua wing back, seorang libero. Dalam formasi ini saya mengunakan trio stopper sebagai formasi baku lini belakang.

Dengan ada variasi sedikit, di posisi gelandang dengan mengunakan breaker atau gelandang bertahan,yang mempunyai karater sebagai play-meker tim. Di posisi sayapnya juga menggunakan gelandang gantung yang berfungsi ganda, menyerang dan bertahan.

Variasi juga sedikit terjadi di formasi double strikers. Beberapa tim menggunakan sistem sejajar yang berperan sebagai tombak kembar. Formasi ujung tombak juga di lapisi satu second striker maut di belakangnya.



Berikut komposisi pemainya :
Di posisi penjaga gawang utama, Hendro Kartiko yang sejak 2006 terakhir menjadi kiper andalan tim nasional, menjadi pilihan utama. Hendro yang menemukan kepercayaan diri sejak ditangani Henk Wullems di Prpiala Dunia 1998, makin berkilat penampilannya. Terakhir, Hendro tampil sangat cemerlang saat membela panji Persebaya dan Persija

Sebagai cadangan Hendro, mantan kiper Primavera italia, Kurnia Sandy. Sandy juga menjadi andalan tim nasional Piala Asia 2006 dan Pelita Jaya.Ia juga sempat menjadi kiper ke 3 di tim Sampdoria, Italia.

Kiper PSMS Medan , Markus Horaison, juga layak masuk tim sebagai penjaga gawang ke tiga .Tampil penuh percaya diri dan Posturnya yang ideal, serta ketenangannya, menjadi poin paling menonjol. Permainan Markus yang sangat mengkilat saat membela timnas Piala Asia 2007 saat melawan korea Selatan.

Belakang :
Pada barisan belakang, di posisi libero andalan tim nasional, Sugiantoro yang bermain apik saat membela Persebaya. Perannya masih belum tergoyahkan di posisi ini. " Bejo" Sugiantoro mendapat tendem Nur Alim (Bandung Raya & Persija), yang juga sempat menjadi andalan andalan tim nasional di tahun 1998an.

Nama senior Legenda Persib,Robby Darwis, menemani mereka. Robby sangat layak masuk tim karena punya kharisma serta memiliki bakat kepemimpinan. Dia menjadi palang senior serta kapten tim ini. Dengan kematangannya Robby juga menjadi inspirator saat timnya mendapat tekanan berat.

Sebagai pendamping serta pemain cadangan di posisi libero,hadir Sudirman si " jenderal asal Arseto Solo. Untuk posisi stopper juga hadir Chairil Anwar yang juga sempat menjadi andalan tim nasional di Sea Games 1997. "Pace" sebutan Charil juga merupakan tandemn Sigiantoro di Persebaya Pilihan lainnya adalah Aples Gideon, bek Papua yang sangat baik dalam takling-nya. Aples pada masa emas semasa di tim primavera selalu bermain lugas dan punya teknik memadai terutama untuk mematikan gerakan ujung tombak lawan.


Tengah & Sayap :
Bintang Pelita Jaya Jakarta, Ansyari Lubis akan memimpin lini tengah. Ansyari di tim ini akan berperan sebagai breaker, orang pertama yang menghalau serangan lawan, sekaligus orang pertama yang mengawali serangan. Teknik dan fisiknya yang prima,akan menjadikan tim ini lebih dinamis.Sebagai cadangan Ansyari, pemain asal tim Primavera,Bima Sakti Tukiman layak diberi tempat, meski dia lebih punya naluri untuk bertahan, tetapi Bima handal dalam hal bola-bola mati.

Sebagai playmaker, bintang PKT Bontang,Fahry Husaini tak tergoyahkan posisinya.Meski tubuhnya tidak terlalu besar, dia sangat gigih dan selalu tepat dalam mengambil keputusan. Dialah distributor dan pengatur serangan paling andal selama ini buat timnas Indonesia. Fahry mempunyai cadangan, yaitu juniornya asal Persebaya , Uston Nawawi yang merupakan pemain kunci pasukan Arek Suroboyo. Meski terkesan stayalis ,tapi Uston seorang petarung sejati dan berkarater terus bergerak untuk mencari dan penyuplai bola.

Di posisi sayap kiri bintang andalan Persebaya, Aji Santoso sulit digantikan posisinya.Sepanjang karir nya Aji tampil sangat konsisten dalam melakoni daerah sayap kirinya, Ia juga sempat terpilih sebagai pemai utama tim All-Star Asia tenggara di th 1997 an.Aji mempunyai cadangan Ortissan Sallosa asal Persipura, yang mempunyai skill yang tinggi dalam menyerang.

Sementara di posisi sayap kanan, Elly Eboy layak mendapat tempat.Elly terbukti keandalannya menggalang lini sayap kanan timnas selama ini. Ia juga sangat baik daya penetrasinya ke kotak penalti lawan. Untuk cadangannya ada Anang Mar'uf yang cukup konsisten selam berkarir di klub Persebaya.Ia bisa sebagai pelapis Elly bila sektor sayap kanan mau lebih bermain bertahan.

Depan :

Boaz Sallosa (persipura) akan memaikan peran sebagai second striker. Kemampuannya yang sangat dingin di kotak penalti lawan serta kemampuanya merusak pertahaan lawan sangat cocok baginya. Ia akan bermain bebas mendukung duet "KUN-BANG" alias Kurniawan-Bambang pamungkas. Boaz mempunyai cadangan, yang juga seniornya di Persipura yaitu Rony Wabia. Ronny punya kemampuan menghidupkan serangan dan pandai melepaskan diri dari jepitan pemain-pemain belakang

Sebagai duet ujung tombak, striker asal Primavera dan Sampdoria,Kurniawan menjadi pilihan utama, Kurni sangat dingin di kotak penalti dan selalu pandai mencari posisi. Sebagai tendemnya,hadir striker "si jogo bola udara" Bambang Pamungkas asal Persija. Stiker sangat kaya pengalaman Widodo CP (Petrokimia) dan Rocky Puttiray (Arseto Solo), juga layak diberi tempat sebagai pelapis duet KUN-BANG

Pelatih
Mendampingi tim ini, saya memilih mantan pelatih Bandung Raya dan PSM ujung Pandang,Henk Wullems.. Pertimbanganya karena di bawahnya skema TOTAL FOOTBALL ala BELANDA akan sangat mengesankan. Ini bisa dilihat terutama sepanjang kiprahnya tim Nasional menangani timnas Sea Games 1997. Henk juga mendapat nilai tinggi karena memberi warna sangat agresif pada timnya.

Henk akan mendapat asisten, pelatih Sriwijaya FC , Rahmad Darmawan yang sukses mengantarkan anak-anak Sriwijya juara Liga Indonesia musim 2008. Rahmad mendapat nilai tinggi karena berhasil membentuk Sriwijaya menjadi tim yang sangat solid dan memiliki determinasi mengagumkan. REZZA LUBIS for TOTAL FOOTBALL INDONESIA

Senin, 11 Mei 2009

Roger Milla : Singa Afrika itu Pernah di Indonesia

Lahir di Yaounde pada 20 Mei 1952,Roger Milla mengawali karirnya di ibukota Kamerun bersama klub Eclair Douala, Leopards dan Tonnerre. Bersama klub tersebut, Milla berhasil meraih gelar juara kompetisi domestik yang mengantarnya sebagai Pemain Afrika Terbaik pada 1976.

Tidak puas hanya berkutat di liga dalam negeri, Milla pun mencoba peruntungan di Perancis. Ia pun kemudian mengganti nama asli dari Miller menjadi Milla agar terasa lebih bernuansa Afrika.Bermain di Perancis ternyata memberi banyak kesuksesan sehingga ia pun mampu bertahan selama 14 tahun di negeri itu.

Pada level klub reputasi Milla tidak terlalu bergaung, ia juga termasuk pemain yang sering melanglang buana di beberapa klub elite Prancis seperti, AS Monaco, Saint-Etiennes, dan Montpelllier. Setelah dua tahun membela Valenciennes, ia pun pindah ke Monaco dan ikut berjasa mengantar klub itu tampil sebagai juara Perancis pada 1980. tapi ia hanya sekali mampu mengantarkan AS Monaco juara.

Walaupun di Liga Perancis ia di anggap biasa saja,tapi bagi timnas kamerun, Milla dianggap bagaikan "Pele".Bahkan namanya disebut-sebut sebagai pemain terbaik Afrika. Akhirnya pada 1982, Milla untuk pertama kali tampil di Piala Dunia.Cita-citanya ini baru terwujud selama sepuluh tahun membela tim nasional Kamerun, mulai sejak 1972.

Dan pada akhirnya nama Roger Milla mencuat ketika membawa Kamerun sampai ke perempat final Piala Dunia 1990. Dia menjadi istimewa karena usianya sudah 38 tahun dan mampu mengemas empat gol, serta memiliki tarian selebrasi yang khas.Pemain kelahiran 1952 itu juga bermain di Piala Dunia 1994 di USA. Pada saat itu,Dia memegang rekor sebagai pemain tertua dan pencetak gol tertua dalam sejarah Piala Dunia.

Kisah Milla " Singa tua Afrika",merupakan salah satu cerita menarik selama berlangsungnya Liga Indonesia.Ciri khas Milla usai mencetak gol adalah, berlari sudut lapangan dan menggoyang-goyangkan pinggul sambil berpegang pada tiang bendera, menjadi hiburan sendiri bagi fans Pelita Jaya.

Masih berbekas dalam ingatan saya bagaimana dalam debut awalnya di Liga Indonesia Milla mampu menyumbang 2 gol,untuk menghantam Pesiku Kudus 5-0. Kolaborasinya dengan 2 pemain asal Yugo, serta pemain top lokal seperti Ansyari Lubis, Buyung Ismu dan Listianto Raharjo, membuat antmosfer pertandingan makin meninggi. Apalagi usai mencet gol, Milla selalu merayakan dengan goyang sambanya. Kehadirannya ini membuat penyerang veteran itu muncul sebagai inspirasi pemain lokal Indonesia.

Walau sudah 42 tahun, ketika dikontrak oleh Pelita Jaya,Milla masih menyuguhkan sisa-sisa kehebatannya di Liga Dunhill. Selain mampu menyedot penonton, di Stadion Lebak Bulus, Jakarta; Milla bisa dibilang memberikan semangat baru bagi Pelita Jaya. Diperkuat Milla, Pelita Jaya mampu menundukkan klub kuat, Arseto Solo dengan 2-1; (sumbangan Milla satu gol). Mataram Putra diganjar 2-1, yang satu golnya dicetak Milla.

Selama bergabung dengan Pelita Jaya, Milla berhasil menyumbang 23 gol dari 23 kali pertandingan untuk mengantar klub itu menjadi klub papan atas Indonesia.Legenda Cameroon ini,mendapat bayaran US$ 5.000 (saat itu sekitar Rp 10 juta) per bulan ditambah fasilitas mobil dan biaya sekolah kedua anaknya.

Selepas dari Pelita Jaya, Milla hijah ke klub Putra Samarinda.Meski lebih sering tampil sebagai pemain pengganti, Milla justru menjadi tokoh sentral bagi tim asal Kalimantan itu. Milla juga bermain dengan putra sulungnya Marcel Mahouvé disana.


Setelah pensiun total dari dunia Sepakbola, Milla tak pernah lupa akan Indonesia. Buktinya Milla termasuk team sebagai duta guna menyukseskan upaya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002.Dengan nama besarnya, ia berharap mendapatkan dukungan anggota executive committee FIFA asal Afrika.-Rezza Lubis for Total Football Indonesia-

Alfonso Abel Campos : Kapten Angola di Gelora Dewata

Bercerita kompetisi awal Liga Indonesia. Maka kita tak akan pernah lupa dengan sosok bintang Afrika,Alfonso Abel Campos.

Saya menyebutkanya "Makin tua makin menjadi". Falsafat tersebut memang pantas untuk disematkan kepada mantan kapten Angola,Alfonso Abel Campos. Betapa tidak. Di usia yang bisa dibilang uzur untuk kategori pesepakbola profesional, Campos justru semakin bersinar terang selama berkiprah di klub Indonesia, Gelora Dewata Bali.Hadirnya Campos, beserta pemain-pemain top dunia macam Roger Milla, Maboang Kessack (Pelita Jaya) dan Vatamatanu Garcia (Gelora Dewata) dll,mampu mengangkat animo kompetisi perdana Liga Indonesia.

Bercerita perjalanan karir pemain berkebangsaan Angola ini memang cukup cemerlang. Karena Sebelumnya ia berkiprah membela klub top Benfica, Portugal. Campos juga merupkan pemain inti & kapten di timnas Angola.

Selama bermain di Indonesia, Campos memperlihatkan keperkasaannya.Tak pelak dari penampilan bersama teman senegaranya Vata matanu Garcia,dirinya memberi sumbangan yang tidak kecil untuk mengangkat klub Gelora Dewata Bali.Dengan mobilitas tinggi serta ball skill, kala itu membuatnya secepat kilat menjadi idola baru publik Bali.

Bersama Gelora Dewata, Campos langsung melakoni partai pertamanya di ajang Champions Asia. Hasil itu diperoleh setelah Gelora Dewata kalah 0-1 dari Pelita Jaya Jakarta. Status runner-up Piala Liga ternyata menjadi pintu buat Gelora Dewata untuk berlaga di ajang Winners Cup Asia. Hal ini juga karena Pelita Jaya harus berlaga di Champions Cup Asia sebagai juara kompetisi Galatama.

Dalam debut di pertandingan Winners Cup Asia, versus Perak FC, Abel Campos mencetak gol pertamanya untuk Gelora Dewata. Publik pun bersorak gembira, kemenangan 2-0 pun akhirnya di raih oleh Campos cs. Bagi publik Bali pertandingan itu menjadi suguhan terbesar dalam sejarah persepakbolaan bumi Dewata. Karena hampir sekitar 16.000 orang mendatangi stadion Ngurah Rai untuk mendukung Gelora, Padahal kapasitas stadion cuma 12.000 tempat duduk.

Namun sayangnya, kemenangan 2-0 Gelora Dewata atas Perak FC berakhir tragis. Gelora Dewata didiskualifikasi oleh AFC karena legiun asing Gelora Dewata waktu itu, Vata Matanu Garcia,Jeremy, dan Abel Campos belum resmi didaftarkan oleh PSSI ke AFC.

Abel Campos dan Vatamatanu

Dengan menjadi bintang serta kematangannya bermain,akhirnya membawa Campos terpilih untuk bergabung dengan tim All-Star Wilayah Timur. Ia juga menjadi salah satu "ikon" bintang lapangan bersama Carlos De Mello (Petrokimia Gersik).Pada saat itu Tim All-Star Wilyah timur menang tipis 5-4 dari tim Wilayah Barat yang di isi oleh Roger Milla, Maboang Kessack, Dejan Glusevic dan Ansyari Lubis.

Dengan pencapaian itu, Campos juga terpilih masuk dalam pemain terbaik Liga Indonesia, guna berhadapan dengan tim tangguh, Lazio. Biarpun Campos tidak mampu membawa prestasi yang gemilang untuk Gelora Dewata. Tetapi setiap aksinya mampu menghibur publik sepakboala Indonesia.

Kiprah Campos tentunya merupakan sebuah hasil yang sangat manis baginya dan juga bagi awal Kompetisi Liga Indonesia perdana kita.-Rezza Lubis for TOTAL FOOTBALL INDONESIA-

Minggu, 10 Mei 2009

Cerita Manis Bandung Raya

Bandung Raya adalah salah satu klub sepak bola semi-profesional yang berbasis di Bandung, Indonesia. Klub ini berdiri pada tahun 1985 pada era kompetisi Galatama. Sejak tahun 1994, Bandung Raya berlaga di kompetisi Liga Indonesia yang merupakan penggabungan dari kompetisi Perserikatan dan Galatama.

Bandung Raya membubarkan diri setelah Liga Indonesia 1996/97 selesai dikarenakan krisis keuangan. Pada tahun 2007, nama Bandung Raya kembali muncul.Sayang pada Divisi III Zona Jawa Barat, Bandung Raya gagal lolos ke tingkat Antarzona se-Jawa.

Di Liga Indonesia, prestasi Bandung Raya cukup membanggakan. Pemain-pemain seperti Herry Kiswanto, Peri Sandria, Dejan Gluscevic dan Olinga Atangana bahu membahu membangun Bandung Raya. Pelatihnya saat itu adalah Henk Wullems dan manajernya, Tri Gustoro.

Pada Liga Indonesia 1994/95, Bandung Raya berhasil lolos ke babak 8 besar. Langkahnya terhenti setelah pada putaran berikutnya di Grup A, Bandung Raya hanya menempati urutan ke-3. Urutan pertama, Bontang PKT, dan ke-2, Barito Putra lolos ke semifinal Liga Indonesia 1994/95. Striker Bandung Raya, Peri Sandria menjadi pencetak gol terbanyak, 34 gol dari 37 pertandingan.

Prestasi tertinggi Bandung Raya diraih di musim berikutnya, Liga Indonesia 1995/96. Bandung Raya tampil sebagai juara setelah mengalahkan PSM Ujungpandang 2-0. Di musim ini, Dejan Gluscevic menjadi pencetak gol terbanyak dengan 30 gol dari 33 pertandingan.

Pada Liga Indonesia 1996/97, Bandung Raya kembali mencapai Grand Final. Namun sayang, Bandung Raya tidak mampu mempertahankan gelarnya setelah dikalahkan Persebaya, 3-1. Partai final ini menjadi partai terakhir yang dilakoni Bandung Raya yang akhirnya bubar dan tidak mengikuti kompetisi musim berikutnya Liga Indonesia 1997/98. Nuralim, pemain belakang Bandung Raya, dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Indonesia 1996/97.[3]

Di Tingkat Asia, Bandung Raya pernah mengikuti Piala Winners Asia (Asian Cup Winners Cup) mewakili Indonesia sebagai Juara Liga Indonesia 1995/96. Langkahnya dihentikan South China asal Hongkong pada putaran ke-2 dengan agregat 1-5 (1-1, 1-4).

Nostalgia formasi terbaik Bandung Raya 1996/1998 (Formasi 3-5-2):
Kiper : Hermansyah, Belakang : Surya Lesmana, Nuralim, Herry Kiswanto, Olinga Atangana,Tibidi Alexsis, Tengah : Budiman, Adjad Sutrajat, Alexander Saununu, Depan : Dejan Gluscevic, Peri Sandria (c).

Cadangan : Rasyito, Rehmalem Paranginangin, Hendriawan, Deftendi, M. Ramdan, Makmun Adnan Dahiru Ibarahim,Hari Rafni Kotari .

Rabu, 06 Mei 2009

Danone Nations Cup 2006 Sepakbola Anak Indonesia Juara 4 Dunia!

Dalam kompetisi sepakbola anak yang terbesar di dunia, Danone Nations Cup 2006, Indonesia akhirnya berhasil keluar sebagai juara keempat!. Bukan hanya itu, tim Indonesia juga dinobatkan sebagai tim yang memiliki pertahanan terbaik (Best Defense) karena hanya kebobolan 1 gol selama 3 hari, wow!
Prestasi yang diraih oleh tim Indonesia kali ini sangatlah membanggakan, bagaimana tidak, karena kompetisi ini bisa dibilang merupakan piala dunia bagi anak-anak dibawah 12 tahun. Terlebih lagi kompetisi ini juga diikuti oleh 32 negara dan semuanya merupakan negara yang kuat prestasi sepakbolanya seperti Italia, Perancis, Brazil, Jerman, Argentina,Belanda, Jepang dll.

Dalam International Final di Lyon, Perancis, sebenarnya Indonesia masuk dalam grup 'keras' karena harus berdampingan dengan Rusia yang merupakan juara tahun lalu, Italia dan juga Portugal. Walaupun demikian, semangat mereka dalam membela merah putih tidak pernah surut, bahkan mereka bisa membabat negara-negara lain dengan skor telak dan akhirnya berhasil keluar sebagai juara grup!

Di perdelapan final, Indonesia mampu mengalahkan Austria dengan skor 2-0, kemudian dalam perempat final sekali lagi tim Indonesia menang dari Cina dengan skor telak 3-0! Hasil inilah yang kemudian mengantarkan Indonesia pertama kalinya ke semifinal.

Di babak semifinal, Indonesia mampu menahan imbang Reunion Island (negara bagian Perancis) dengan skor 0-0. Namun dalam adu penalti untuk menentukan pemenang, tendangan salah satu pemain Indonesia sedikit meleset dan keluar dari gawang. Ini membuat tim Indonesia harus puas menempati posisi keempat dibawah Argentina. Reunion Island sendiri akhirnya keluar sebagai juara diikuti oleh Swiss di posisi kedua.

Walaupun belum berhasil menjadi juara, kita patut bangga kepada tim nasional tahun ini karena mereka mampu memberikan dua trophy kebanggaan bagi Indonesia! Semoga prestasi kali ini tidak berhenti sampai disini dan kita doakan Indonesia bisa menjadi juara tahun depan!

Prestasi tahun 2005 : Peringkat 11 dunia dari 32 negara



• The Best Attack Team
Memecahkan gol terbanyak sepanjang sejarah DNC, yaitu sebanyak 24 gol
• Top Scorer
Irvin Museng dengan 10 gol, dan karena prestasinya tersebut Irvin dipanggil untuk bergabung dengan AJAX Amsterdam Junior

Tahun 2006 : Peringkat 4 dunia dari 32 negara

• The Best Defense Team
hanya kebobolan 1 goal selama World Final

Selasa, 05 Mei 2009

Stadion Menteng Dalam Kenangan

Stadion Menteng atau Stadion Persija di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, kini benar-benar tinggal kenangan. Pada awalnya stadion Menteng ini adalah lapangan sepakbola yang didirikan oleh oleh arsitek Belanda, F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen. Mulanya di tahun 1921, stadion ini bernama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld).

Sejak tahun 1921, lahan seluas 3,4 hektar tersebut sudah digunakan sebagai tempat berolahraga orang-orang Belanda. Selanjutnya, stadion tersebut digunakan untuk masyarakat umum, dan pada tahun 1961 hingga sebelumya di robohkan digunakan sebagai tempat bertanding dan berlatih bagi Tim Persija.

Sebelum menempati stadion Menteng, Persija telah melakukan berbagai program pembinaan seperti menggelar kompetisi klub anggota, kompetisi kelompok umur, latihan tim senior dan tim berbagai jenjang usia di stadion IKADA yang sekarang dikenal sebagai Monumen Nasional (Monas). Kemudian, seiring adanya program pembangunan Monas pada tahun 1958, stadion Persija dipindahkan ke stadion Menteng yang diserahkan secara langsung oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pada tahun 1960.

Pada masa itu, Presiden Soekarno memberikan Stadion Menteng kepada Persija karena Lapangan Ikada yang merupakan markas Persija digunakan untuk membangun Monas. Di stadion inilah sebagian besar sejarah organisasi persatuan sepak bola yang berdiri tahun 1928 itu tercipta.

Stadion ini dulunya merupakan salah satu kebanggaan warga Jakarta dan paling bersejarah,baik dalam sejarah Kota Jakarta maupun persepak bolaan di Jakarta dan Indonesia. Banyak legenda pesepak bola Indonesia lahir di sini, seperti Djamiat Kaldar,Bob Hippy, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara,Andy Lala,Patar Tambunan, Marzuki Nyak Mad sampai Miro Balbobento

Selain banyak menghasilkan pemain-pemain top, pada 1975, Surat Keputusan Gubernur Jakarta Tahun 1975 menetapkan stadion ini sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi.

Tetapi kenyataannya lain Gubernur lain, lain kebijakan. Tertanggal 26 Juli 2006, Satpol PP Pemerintah Provinsi Jakarta dibantu pihak kepolisian dan TNI atas intruksi Gubernur Sutiyoso akhirnya merobohkan bangunan stadion Menteng.

Kebijakan ini bukan sekadar menghilangkan lagi salah satu bangunan bernilai historis di Ibu Kota. Namun, inilah potret nyata untuk kesekian kalinya hak publik menikmati tontonan sepak bola yang merakyat dan murah di tengah kota dikorbankan. Dan semestinya stadion yang mempunyai sejarah yang tinggi ini sepatutnya untuk dilestarikan. Bukan saja sebagai identitas suatu kelompok/wilayah ataupun momen lainnya. Tapi sebagai aset yang kelak anak cucu kita.

Stadion Menteng Jakarta Pusat memang bukanlah Stadion Megah seperti Old Trafford maupun Giuseppe Meazza seperti yang terdapat di belahan dunia lainnya. Stadion Menteng adalah Stadion Kecil yang dibangun puluhan tahun yang lalu sebelum Bangsa ini merdeka. Dikatakan kecil karena memang dibangun pada lokasi yang tidak terlalu luas dan memang secara kasat mata Stadion ini jauh dari kata megah dan mampu menampung banyak penonton seperti Gelora Bung Karno Jakarta.

Stadion Menteng juga memang jauh dari kata terawat, baik berupa kualitas tribun maupun lapangannya, pendeknya ini adalah sebuah stadion yang dianaktirikan bagi Pemprov DKI hingga mereka berhasil merobohkannya.Tapi pernahkah kita berpikir berapa banyak pesepakbola tangguh nasional yang lahir dan di besarkan dari stadion ini?

Terlepas dari faktor kelayakan bangunan, Stadion Menteng adalah situs sepak bola Indonesia. Di sana terpahat beribu cerita perkembangan sepak bola kita. Bagaimana pun carut marutnya sepak bola kita, tidak seharusnya situs sejarah itu dilupakan dan dimusnahkan. -Rezza Lubis for TOTAL FOOTBALL INDONESIA-

Senin, 04 Mei 2009

Garuda Garuda Muda

DEFENDER :



Ricardo Salampesy : Pemain ini dikenal sebagai roh line belakang Persipura Jayapura. Jika ada pertanyaan, siapa pemain yang akan selalu memberikan 100 persen tenaganya untuk Persipura di lapangan hijau, jawabannya adalah Ricardo.Tak heran jika dia menjadi sahabat utama Papuamania. Tackle dan pengawalannya banyak dipuji. Selain jago bertahan pada posisi bek sentral kanan, kemampuan menyerangnya dari sektor sayap juga meningkat tajam. Tak butuh lama Ricardo untuk beradaptasi dengan atmosfer Liga Indonesia. Hingga kini, dia telah menjadi penghuni tetap bek kanan andalan timnas Indonesia.


Ahmad Jufrianto : merupakan pemain andalan di lini belakang Klub Arema Mallang. dalam tim Singo Edan,Jufri membuktikan dirinya memiliki kemampuan yang tangguh. Dengan menjadi bagian integral di lini pertahanan Arema musim 2007/2008 merupakan bukti kepiawaian Jufri sebagai calon bek andalan untuk timnas Indonesia.


Bobby Satria : Bobby adalah mantan captain Timnas U-23 yang pernah berguru ke Belanda.Hampir sudah 2 tahun Bobby menjadi salah satu bek muda andalan Persebaya Surabaya. Gaya permainannya mengigatkan pada mantan pemain nasional Yeyen Tumena. Pemain asli Padang ini, bisa dimainkan sebagai bek sentral mapun bek kanan. Tak jarang, Bobby menciptakan gol dari sundulan bola-bola penjuru. Biarpun prestasinya kerap naik turun, tapi dengan penanganan yang serius, Bobby akan bisa menjadi pemain andalan timnas Indonesia


Rahmat Lattif : Bek sentral asal PSM Ujung Pandang ini,terkenal sebagai karang yang kokoh di lini belakang Tim Juku Eja. Dia disebut-sebut sebagai salah satu bek sentral muda terbaik yang dimiliki Indonesia .Karena kekokohannya, pemain binaan produk asli PSM ini, cukup berpengaruh mengurangi jumlah gol yang bersarang di gawang kiper, Syamsidar.Rahmad punya keahlian dalam bola-bola udara. Melihat gaya permainannya sepertinya timnas sudah mendapatkan calon pengganti sepadan untuk posisi Charis Yulianto.


MIDFILDER :


Emannuel Wanggai : Keunggulan pemain yang lahir pada 23 Februari 1988 ini terletak pada keterampilan dan daya kreativitasnya dari lini tengah. Ia mampu memecah pertahanan alot lawan dengan daya imajinasinya di lapangan.Saya berpandangan kemampuan Wanggai sebagai gabungan antara Bima Sakti dan Rully Neree. Dengan kwalitasnya yang ia meliki sepertinya Wanggai akan menjadi pemain jangkar tim utama Timnas Indonesia dalam beberapa musim ke depan.


Ian Kabes : Dia merupakan pengganti dari Ely Eboy sebagai sayap kanan timanas Indonesia.kelebihannya ia memiliki drible yang menawan dibarengi kecepatan yang luar biasa.Kematangan dalam bermain dan skill individu yang kian menawan dengan naluri mencetak gol yang kuat bisa menjadikannya pemain yang disegani dimasa datang.

Arif Suyono : Namanya mulai mengudara sebagai sayap timnas ketika ia turut serta dalam timnas Senior di turnamen Piala Kemerdekaan 2008.Drible indah dan kecepatan yang luar biasa menjadi kunci sukses baginya menjadi penghuni tetap timnas Indonesia.Hanya saja badannya yang kurus, membuatnya ia sering dimakan bek-bek lawan yang berbadan besar.

Oktavianus Maniani : Inilah sosok pemain muda menjanjikan milik PSMS Medan. Gelandang asal Papua ini termasuk pemain yang serba bisa, tapi bisanya dia bermain di pos sayap kiri. Keputusannya bergabung bersama PSMS tampaknya tepat baginya. Selain mendapat polesan dari asisten pelatih Leandro (Brazil),Oktavianus juga pada akhirnya banyak mendapatkan waktu bermain dalam skuad PSMS.Dengan perjuangan keras membuktikan ia layak menjadi pemain muda andalan bagi Tim Garuda Indonesia.

Habel Setya : Saat ini, banyak pihak menilai jika Habel merupakan gelandang kanan terbaik yang terlahir dari Papua. Cepat, takel sering sempurna dan pandai membaca permainan menjadi modalnya untuk bersinar untuk menggangkat level Persiwa Wamena ke papan atas.Dengan kemampuannya terbukti, dia diberi kepercayaan penuh menjadi jenderal lapangan tengah tim ini.Sebagai gelandang kanan ia sangat populer karena kegigihannya mempertahankan bola dari serbuan lawan. Dia juga adalah pembagi bola yang luar biasa.Hanya kesempatan saja yang belum hadir padanya yaitu memakai kostum timnas senior Indonesia.


STRIKER :

Jajang Mulyana : Memiliki ciri permainan seperti halnya Bomber, tapi pemain ini memiliki kecepatan serta kekuatan yang lebih baik dalam hal bola-bola udara. Performanya bersama Boavista diyakaini akn terus menanjak terus menanjak.Di harapkan 2 sampai 3 tahun lagi Jajang akan menjadi Golgeter terbaik timnas Indonesia

Boaz Sallosa : Memiliki kecepatan serta kemampuan teknis yang mengagumkan menjadi kelebihan striker sayap asal papua Ini. Apalagi kedua kakinya memiliki power yang kuat licin bak belut ketika berada di kotak penalti lawan.Tendangan bebas juga menjadi kelebihan dirinya. Menurunnya kwalistas striker Bambang Pamungkas tak ayal membuat Boaz menjadi andalan di lini depan Timnas Indonesia di masa depan.

Andik Ardiansyah : Striker asal Pasuruan ini mempunyai naluri yang bagus dalam penyelesaian akhir. Biarpun bertubuh kecil, tapi Dia juga punya kepercayaan diri yang baik, kecepatan dan drible yang menawan.Kiprah Andik banyak dibicarakan orang sebagai penerus legenda sepak bola Jawa Timur seperti Yusuf Ekodono, Mustaqim atau Putut Wijanarko. Dengan kemampuannya rasanya Andik akan menjadi salah satu striker handal Timnas kita di masa datang.


Syamsir Alam : Ia saat ini menjadi top skor sementara tim SAD Indonesia dalam Quinta Division Uruguay 2008. Pemain kelahiran 6 Juli 1992 ini selalu berhasil mencetak di pertandingan yang telah dijalaninya. Produktifitas Syamsir memang tercipta berkat penampilan briliannya dalam setiap pertandingan.Dari hasil analisa pelatih Cesar Payovich, performa Syamsir selalu mendapatkan nilai lebih. Dalam laga-laga selama berkompetis di Uruguay, Pelatih, Cesar memberikan nilai 9 untuk aksi pemain bernomor punggung 10 ini.Biarpun terbilang muda, tapi ia telah memiliki jam terbang internasional yang tinggi. Saat masih berusia 12 tahun, Syamsir sudah memperkuat Timnas U-14 di Piala Asia U-14 2004. Ia juga sempat mencicipi mulusnya rumput di Perancis dalam kejuaraan Danone Cup. Yang terakhir, dalam usia 15 tahun, Syamsir malah berhasil masuk timnas U-19 asuhan pelatih Bambang Nurdiansyah di kualifikasi Piala Asia U-19 th 2007. Selain itu, Syamsir sudah pernah berlatih di Belanda bersama timnas U-23 dan tim-tim yunior Divisi Utama Belanda