Senin, 20 September 2010

Syamsir Alam dan Reffa Money akan berlabuh di Penarol.

Kabar gembira datang dari dua pesepak bola muda, Syamsir Alam dan Reffa Money. Dua anggota timnas SAD Indonesia yang sedang menjalani latihan di Uruguay itu telah dikontrak oleh klub setempat, Atletico Penarol.

Saat ini Syamsir dan Reffa sedang mengikuti program pembinaan pesepak bola muda Indonesia yang telah dua tahun berlatih di Uruguay.

Kesepakatan perekrutan Syamsir dan Reffa telah ditandatangani keduanya dengan wakil Presiden klub, Edward Welker dan direktur olahraga Osvaldo Gimenez, awal pekan ini. Namun, tidak disebutkan nilai maupun durasi kontrak yang diterima Syamsir dan Reffa. Penarol memberikan kesempatan kepada mereka untuk tampil di Cuarta Division Uruguay mulai tahun 2011.

Cuarta Division adalah kompetisi liga remaja yang rutin digelar sebagai tingkatan pembinaan sepakbola Uruguay. Kompetisi yang sama juga diikuti SAD Indonesia sepanjang masa latihan mereka untuk tahun kedua 2010 ini. Jenjang ini mempertandingkan para pemain di bawah 20 tahun.

Perjanjian ini merupakan kesempatan bagi Penarol dan Indonesia untuk berbagi bakat sekaligus memperkaya kerja sama budaya dan olahraga. Langkah pertama dari perjanjian tersebut adalah mendatangkan Syamsir Alam dan Reffa Money mulai Januari 2011 sebagai materi tim yang berlaga di Cuarta Division," bunyi pernyataan resmi Penarol.

Penandatanganan kerjasama telah dilakukan di markas CA Penarol, Montevideo, Uruguay,. Perjanjian tersebut disepakati Sekjen klub Osvaldo Gimenez dan Ketua Indonesia SAD, Milton Kreninger.

Sebagai langkah awal, klub CA Penarol akan melakukan pemantauan tahap akhir terhadap pemain-pemain Indonesia SAD. Pemain yang nantinya terpilih, akan diberikan kesempatan untuk memperkuat klub CA Penarol disemua level kompetisi yang akan diikuti klub itu.

Hal ini memberikan bukti, kehadiran tim Indonesia SAD di Uruguay telah menarik perhatian khalayak sepak bola negara semifinalis Piala Dunia 2010 itu. "Buah kerjasama yang terjalin rapi antara pelatih, pemain, official pendukung, dan jajaran manajemen tim Indonesia SAD, baik yang berada di Indonesia ataupun Uruguay, telah membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan demi memajukan persepakbolaan Indonesia.

Sementara itu Syamsir dan Reffa juga belum berbicara tentang berita bagus ini. Namun, kebenaran berita itu bisa dilihat disitus resmi Penarol dan ketika Reffa memajang foto dirinya mengenahkan seragam Penarol dalam blog pribadinya.

Dalam sejarah sepak bola Uruguay, Penarol merupakan salah satu tim terbaik Uruguay dan dinobatkan sebagai Klub Terbaik Amerika Selatan di abad ke-20. Sepanjang sejarahnya, Aurinegros telah lima kali menjuarai Copa Libertadores dan tiga kali juara Piala Interkontinental. Maju terus garuda-garuda Muda !!!!!!

Nurdin versus Arifin

Kompetisi sepakbola kasta tertinggi di tanah air, Liga Super Indonesia (LSI), memiliki tandingan yakni Liga Primer Indonesia (LPI) yang telah dideklarasikan pada Jumat sore (17/9) di Griya Jenggala, Jakarta.
LPI sendiri digagas oleh pengusaha terkenal, Arifin Panigoro, sejak 5 September 2010 lalu. Sedianya, LPI akan bergulir pada 26 Oktober mendatang dan sebanyak 20 klub dari Divisi Utama dan LSI memastikan bakal tampil di sini.

Wacana liga tandingan ini sebelumnya telah diketahui Direktur PT Liga Indonesia (LI), Andi Darussalam. Ia pun telah bertemu dengan Arifin untuk membicarakan hal-hal penting menyangkut LPI tersebut.

"Tiga hari sebelum lebaran, saya telah bertemu dengan penggagas LPI, Arifin Panigoro. Saya sampaikan gagasan yang disampaikan sangat baik. Namun saya juga katakan kompetisi yang tidak berada di bawah PSSI tidak akan mempunyai ruang untuk bicara di tingkat AFC dan FIFA," kata Andi.

Andi pun dengan segera mengumpulkan seluruh klub LSI 2010/11 dan hanya dua klub yang tidak mengirimkan wakilnya, yakni Persipura dan Persisam. Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan kepada mereka untuk tetap berjalan sesuai dengan statuta yang berlaku.

"Mereka sudah tahu konsekuensinya bila melanggar statuta karena itu saya tidak perlu menjelaskannya lagi," kata Andi.

Dengan demikian Andi kembali menegaskan bahwa LSI 2010/2011 akan tetap digelar mulai 26 September 2010. Kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia ini akan diawali dengan Community Shield pada 25 September 2010 yang akan mempertemukan Arema Indonesia vs Sriwijaya FC.

Berikut daftar tim beserta perwakilannya di LPI.

1. Persema Malang (Peni Suparto)*
2. PSMS Medan (Dzulmi Eldias)
3. Persma/Manado United (Adjie Dermana)
4. Persebaya Surabaya (Saleh Mukadar)
5. Persipura Jayapura (Anton Imbenay)*
6. PSPS Pekanbaru (Dityo Pramono) *
7. Semen Padang (Toto Sudibyo Daconi) *
8. Medan United (Sarluhut Napitupulu)
9. Persitara Jakarta Utara (Rizal Hafid, Achmad Mawardi, Effendi Anas)
10. Persija Jakarta (Hadi Basalamah) *
11. PSM Makassar (Noor Karompot) *
12. PSIS Semarang (Novel Al Bakrie)
13. Arema Malang (Muhamad Nur) *
14. Deltras Sidoarjo (Saiful illah) *
15 Mitra Kukar (Endri)

Catatan :
*) Klub LSI musim 2010/2011

Pengelola LPI mengklaim bahwa kompetisi tersebut dibentuk bukan untuk menandingi kompetisi yang dibuat oleh PSSI dan Liga Indonesia. LPI bertujuan untuk memperbaiki kompetisi yang sudah ada.

"Apa yang kami lakukan ini sudah dilakukan Inggris pada 1992, Skotlandia pada 1998, dan Italia pada tahun ini. Di negeri-negeri itu, federasi sepak bola tetap dilibatkan dalam pengelolaan kompetisi," tutur Arya.

Perbedaan antara kompetisi yang digelar PSSI saat ini dengan LPI dan di negara-negara tadi, adalah kedudukan penyelenggara kompetisi yang sejajar dengan federasi sepak bola.

Perbedaan lainnya, LPI dan kompetisi di tiga negara tadi dimiliki oleh pesertanya sehingga seluruh keuntungan yang didapat dari kompetisi itu dikembalikan ke peserta. Sedangkan kompetisi di Indonesia pada saat ini dimiliki oleh PSSI. Klub tidak mendapatkan keuntungan finansial apa pun dengan mengikuti kompetisi tersebut.

Selain itu, LPI juga dibentuk dengan tujuan agar klub-klub peserta bebas dari suntikan dana APBD. Nantinya, klub peserta akan diberi modal dengan besaran beda tergantung kebutuhan. Agar modal tidak diselewengkan, setiap klub bakal diaudit oleh auditor publik.

Mengenai kemungkinan adanya tekanan kepada klub-klub tersebut nantinya, menurut Arya, PSSI dan PT Liga Indonesia tidak bisa semena-mena dan mencoret klub-klub yang akan berpartisipasi di LPI. Katanya, PSSI bisa kena sanksi FIFA jika melakukan hal itu. "PSSI tidak bisa melarang klub berkompetisi," tutur Arya.

"Kami ingin sekali perubahan dalam sepakbola Indonesia. Sudah tidak zamannya lagi klub-klub ditakut-takuti (oleh PSSI). Kami ikut di baris terdepan dalam perubahan besar melalui liga baru independen ini. Kami yakin LPI bisa lebih baik dan menguntungkan klub-klub anggotanya," papar Noor Korompot, salah satu pengurus teras PSM Makassar.