Jumat, 26 Juni 2009

Timnas Harus Berada di Jalur Yang Benar


Cadangan :
Kiper : Ferry Rotinsulu, Jendry Pitoy Belakang :Ahmad Jufriayanto, Suroso, Hamka Hamzah, Isnan Ali, Ismet Sofyan, Tengah : Syamsul Chaeirudin , Atep, Ardan Aras, Eka Ramdani, M. Ilham, Depan : Saktiawan Sinaga, Jajang Mulyana.
Pelatih : Rahmad Darmawan





Cadangan :
Kiper : Jacob Hay, Belakang : Gerald Pangkali, Isak Kanon, Leonard Tupamahu, Ardiles Rumbiak, Tengah : Ian Kabes, Habel Setya, Cornelis Geddy, Fendry Mofu, Paolo Rumere, Okavianus Maniani, Depan : Korinus Finkreuw, Tolahu Abdul Musafry, Cornelis Kaimu
Pelatih : Jeksen. F. Tiago

Selasa, 23 Juni 2009

Tubuh Pendek bukan halangan timnas tidak berperstasi

Melihat prestasi timnas Indonesia, saya selalu saja merasa prihatin. Betapa tidak negara ini begitu besar dan penduduknya sangat mencintai sepakbola. Begitu ada pertandingan sepakbola, stadion selalu penuh, dukungan tak henti selalu ada baik itu untuk klub atau timnas. Namun prestasi seolah tak mau mendekati pasukan Merah Putih,

Alasan kebanyakan orang, dan orang-orang di kepengurusan PSSI karena kendala fisik alias postur pendek. Belum lama ini PSSI mengeluarkan aturan mengenai tinggi badan untuk pemain timnas. Untuk posisi bek dan striker, minimal 180 cm, sedang untuk gelandang minimal 175 cm.

Memang langkah yang diambil PSSI sangat baik. Ini untuk mengantisipasi duel udara dan benturan dengan pemain asing dimana kita sering kali kalah. Namun tentu harus ada pengecualian. Mereka lupa, banyak pemain legenda Timnas senior juga banyak yang bertubuh mungil seperti Sucipto Suntoro, Aji Santoso, Ansyari Lubis, Fahry Husaini dan Widodo CP

Heran juga dengan PSSI. Kenapa mereka melakukan diskriminasi terhadap pemain hanya karena ukuran tubuh yang pendek. Andik Vermansyah hanyalah bintang baru di klubnya, Persebaya. Namun peran Andik tak bisa dipandang sebelah mata.Tubuhnya yang mungil memudahkan dia untuk mengecoh, mengelabui, mempermainkan, dan mengkadali pemain lain yang posturnya lebih tinggi dan gempal. Tubuhnya hanya setinggi 164 cm. Dia juga bukan pemain yang berisi.

Saya jadi teringat keberhasilan Barcelona meraih trofi Liga Champion Eropa dengan mengandaskan Manchester United 2-0 membuat klub Spanyol tersebut meraih treble winner di musim 2008/09 ini. Sukses besar tersebut tentu berkat tangan dingin pelatih Josep ’Pep’ Guardiola beserta pemain-pemain andalan Barcelona, yang rata-rata bertubuh pendek

Kemenangan 2-0 Barca, tak lepas dari peran Messi. Ia mencetak gol melalui sundulan memanfaatkan umpan silang cantik Xavi. Sundulan Messi tak bisa dijangkau van Der Sar. Gol melalui kepala ini jarang dibuat Messi karena postur tubuhnya yang pendek. Namun kali ini, Messidona mampu melayang menyundul bola pakai sisi kiri kepalanya.

Lionel Messi mengatakan, dimasa lalu tinggi badan sempat membuat dia down. Betapa tidak, pada usia 11, Messi kurang hormon pertumbuhan. Hingga sekarang, tingginya ''hanya'' 169 sentimeter. Cukup pendek ketimbang pemain sepak bola lain yang jangkung-jangkung.Namun, tinggi badan itu tak dia jadikan penghalang. Justru, tinggi badan menjadi semangat untuk bermain lebih baik. Impossible is nothing. kemustahilan itu tidak ada artinya.

Duo gelandang Barcelona yang juga pilihan utama di skuad El Matador, Xavi Hernandes dan Andres Iniesta hanya setinggi 170 cm. Tapi, meski tergolong pendek, pelatih Vicente Del Bosque tetap memilih keduanya sebagai dalam starting eleven. Belum lagi pemain-pemain spanyol lainnya seperti Fabergas, David Villa, dan David Silva

Secara fisik pemain Indonesia memiliki sedikit kendala karena postur tubuh pemain yang tidak terlalu tinggi. tapi semuannya itu dapat kita tutupi dengan mengasah kecepatan, taktik, dan penempatan posisi. Hal ini juga biasa kita liat di tim nasional Jepang, Mexico dan Argentina. Dengan skill yang tinggi tubuh-tubuh yang pendek malah menjadi keungulan tersendiri bagi timnas mereka.

Hal lainnya sepak bola butuh talenta. Jika kita bicara soal talenta, itu sesuatu yang tidak bisa diperhitungkan, kembali bicara masa depan sepak bola, Talenta adalah hal yang luar biasa yang tidak bisa di kendalikan.

Apa yang membedakan pemain-pemain seperti Diego Maradona (168 cm), Romario (169), Bebeto (170 cm) atau Lionel Messi (169 cm) dengan pemain lainnya? Jawabannya adalah kemampuan untuk melihat yang tak terlihat hal-hal di lapangan hijau. Mereka dianugerahi bakat untuk menghentikan waktu dan memandang masa depan dalam 90 menit pertandingan, dengan berbagai keputusan dan tindakan yang tidak pernah terbayangkan oleh pemain lawan, bahkan oleh rekan satu timnya sendiri. Pemain dengan bakat seperti itulah yang disebut dengan sebutan pemain bertalenta tinggi. Masak hal-hal seperti musti di ajari lagi sih PSSI ???? Atau memang PSSI tak pernah mau belajar dari sejarah sepakbola di jagatraya ini.
Rezza mahaputra Lubis for TOTAL FOOTBALL INDONESIA

Berikut ini FORMASI THE DREAM TEAM BERTUBUH PENDEK


Selasa, 16 Juni 2009

M. Robby


Muhammad Roby dikenal sebagai bek muda berbakat. Pemain Persik Kediri kelahiran 12 September 1985 ini bisa dimainkan sebagai bek tengah, bek sayap atau pun sayap kanan. Dia mampu melakoni posisi-posisi itu dengan sama baiknya.

Sebelum memperkuat Persik, Roby sempat menghuni tim kuat Persija Jakarta pada musim 2007/2008. Karena kehandalannya sebagai pemain belakang dia mendapatkan trofi sebagai salah satu pemain muda terbaik dalam Copa Dji Sam Soe 2008.

Roby adalah mantan bek tengah andalan timnas Indonesia U-23 dan tampil membela skuad senior di SEA Games 2007, serta di turnamen Piala AFF 2008

Isnan Ali

Darah Makassar yang mengalir dalam dirinya, membuat Isnan Ali selalu tampil lugas. Ia adalah tipikal pemain yang selalu ngotot dalam bermain, petarung di lapangan.

Nama Isnan mulai mengorbit ketika membela Barito Putra, dan sempat memperkuat dua klub di Tangerang, Persikota dan Persita. Di tahun 2007 ia digaet Sriwijaya FC di bawah asuhan pelatih Rahmad Darmawan.

Kehadiran pemain berposisi bek sayap ini menghasilkan raihan positif bagi Sriwijaya. Di musim pertamanya di klub kota Palembang itu "Laskar Wong Kito" berhasil menjuarai Liga dan Copa Indonesia. Di timnas Indonesia Isnan sudah 'wara-wiri' sejak 2003.

Bambang Pamungkas


Siapa tak mengenal Bambang Pamungkas? Penyerang yang akrab disapa BP ini adalah salah satu ikon sepakbola nasional.

Ia memiliki pengalaman bermain di berbagai klub sepanjang karirnya. Sebelum bermain untuk Persija Jakarta saat ini, BP juga pernah bermain untuk klub divisi tiga Liga Belanda EHC Norad, dan klub Malaysia, Selangor FC.

Bersama Selangor ia menjuarai Premier League Malaysia 2005, Malaysia FA Cup 2005, dan Malaysia Cup 2005.

BP hampir selalu menjadi langganan tim nasional. Bisa dibilang satu tempat di lini depan 'Tim Merah Putih' hampir pasti menjadi miliknya. Meski tak memiliki badan yang menjulang, pemain berusia 28 tahun ini dikenal cukup piawai dalam duel-duel udara. Tak jarang ia melahirkan gol lewat sundulan memanfaatkan umpan silang.

Ricardo Salampessy


Ricardo Salampessy dikenal sebagai tembok pertahanan Persipura Jayapura. Bek asal Ambon kelahiran 18 Februari 1984 ini tangguh dalam menjaga daerah pertahanannya, terutama di sektor kanan, dan gigih dalam bermain.

Semua potensi yang dimiliki Ricardo membuatnya dilirik ke tim nasional Indonesia tiga tahun silam. Debutnya membela Merah Putih adalah saat tampil di Piala Merdeka 2006 dan ia menjadi salah satu pilar lini belakang skuad ivan Kolev di Piala Asia 2007.

Memulai karir profesionalnya bersama Persiwa Wamena, sejak 2006 Ricardo merupakan andalan Persipura Jayapura. Musim ini ia ikut menjadi kunci sukses tim "Mutiara Hitam" meraih memenangi Djarum Indonesia Super League (ISL).

Markus Horison


Kepala plontos dan murah senyum adalah ciri khas yang paling mudah ditemui dari sosok Markus Horison. Dia adalah kiper nomor satu Indonesia saat ini, yang tercatat sebagai pemain klub PSMS Medan.

Walaupun tubuhnya cukup tinggi untuk ukuran pemain lokal (180 cm), tapi perawakan Markus tergolong kurus untuk seorang penjaga gawang. Dalam situs resmi PSSI ia tercatat memiliki bobot 74 kilogram.

Kelebihan Markus adalah dalam mengantisipasi bola-bola lambung, juga dalam menghadapi tembakan-tembakan diagonal. Ia juga sangat berani keluar jauh dari sarangnya, sekaligus itu menjadi potensi dia karena kerap melahirkan blunder.

Pria kelahiran 14 Maret 1981 ini resmi menjadi kiper utama Indonesia di pertandingan terakhir babak penyisihan grup turnamen Piala Asia 2007 di Jakarta, saat skuad "Merah Putih" bertanding melawan Korea Selatan.

Ellie Eboy


Ellie Aiboy merupakan salah satu pesepakbola terbaik yang pernah ditelurkan oleh tanah Papua. Gocekan serta aksi-aksi dribelnya di sisi lapangan selalu menarik untuk disaksikan. Tak salah jika klub lokal Malaysia, Selangor FC sampai tertarik dua kali untuk merekrutnya.

Bahkan di awal petualangannya di negeri Jiran pada tahun 2005, ia menjadi pilar tim tersebut bersama Bambang Pamungkas, untuk berjaya merebut gelar Treble Winners. Sayang sekembalinya di awal tahun 2008, tak banyak yang ia bisa hasilkan untuk Selangor.

Sejumlah klub ternama tanah air pernah ia singgahi, Persipura Jayapura jadi klub profesional pertamanya, lalu Semen Padang menjadi klub yang membesarkan namanya, kemudian Persija Jakarta, dan Arema Malang. Sekarang ia mengabdikan dirinya bagi PSMS Medan.

Charis Yulianto


Tubuhnya tegap dan besar, sangat ideal untuk ukuran pemain bertahan di Indoneisa. Dengan tinggi badan 183 cm, Charis Yulianto tak pelak merupakan salah satu centre back terbaik Indonesia saat ini, atau bahkan salah satu yang terbaik yang pernah dilahirkan Bumi Pertiwi.

Pria asal Blitar, Jawa Timur, ini sempat mengasah bakatnya di Persebaya Junior, dan masuk proyek PSSI Baretti di tahun 1994, sebelum memulai karir profesionalnya di Arema Malang di tahun 1997. Empat tahun kemudian ia pindah ke tanah Borneo, membela PSM Makassar.

Di klub itulah Charis memperoleh pertama kali memperoleh kesempatan mengenakan seragam tim nasional di tahun 2004, ketika Indonesia mengikuti babak kualifikasi awal Piala Dunia 2006. Sejak itu, kemampuan Charis semakin terasah.

Dua tim besar Persija Jakarta dan Persib Bandung sempat merasakan servisnya sebelum Sriwijaya FC menggaetnya di tahun 2007. Di musim pertamanya di klub ibukota Sumatera Selatan itu ia membantu "Laskar Wong Kito" meraih gelar ganda: juara liga dan Copa Indonesia.

Di ajang Piala AFF 2008 Charis ditunjuk sebagai kapten pertama timnas Indonesia, menggeser Ponaryo Astaman, dan hingga kini masih mengemban fungsi tersebut.

Senin, 15 Juni 2009

Firman Utina


Sejak ditemukan oleh Benny Dollo pada tahun 2000, pemain yang mengawali karir sepakbolanya di Persma Manado Junior ini, penampilan Firman Utina selalu ditunggu oleh pecinta olahraga kulit bundar tanah air.

Dribel dan akselerasi cepat serta tendangan keras di lapangan tengah jadi ciri khas pria asli Manado ini. Persita Tangerang jadi kawah candradimuka untuk mencuatkan namanya hingga menjadi tenar seperti sekarang. Julukan 'anak emas Benny Dollo', karena selalu mengikuti kemana Benny Dollo melatih, tak menjadi beban baginya.

Selain Persita, Arema Malang adalah persinggahan lainnya, dan kini ia berada di bawah panji Pelita Jaya Jawa Barat.

Pria usia 27 tahun ini selalu memberikan penampilan terbaiknya ketika bermain di level klub maupun timnas. Tak heran, sejak memakai kostum ‘Merah Putih’ pada 2004, satu tempat di lini tengah Indonesia selalu jadi miliknya.

Ponaryo Astaman



Ponaryo Astaman adalah pemain papan atas Indonesia saat ini. Predikat kapten timnas adalah salah satu buktinya, walaupun sejak 2008 ia turun sebagai deputi setelah Charis Yulianto.

Kemampuan Ponaryo sebagai seorang gelandang penyeimbang permainan tidak perlu diragukan lagi. Pemain berusia 29 tahun ini memiliki visi bermain yang bagus, rajin menyerang maupun bertahan, serta akurat dalam melepaskan umpan.

Ponaryo mengawali karir profesionalnya di Pupuk Kaltim Bontang di tahun 2000, sebelum hijrah ke PSM Makassar empat tahun kemudian. Bersama Samsul Haeruddin ia menjadi pilar "Juku Eja" saat menjadi runner up Liga Indonesia musim 2004.

Klub Malaysia Melaka Telecom kepincut dengan sosok bertinggi badan 172 cm itu dan mengontraknya selama satu tahun (2006-2007). Setelah itu Ponaryo kembali ke tanah air untuk membela Arema Malang, dan sejak awal musim 2008/2009 memperkuat Persija Jakarta.

Budi Sudarsono


Seorang striker yang handal, tukang bikin gol yang piawai. Budi Sudarsono secara konsisten mampu menjaga performanya sebagai salah satu gelandang serang sekaligus forward terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

Sudah delapan tahun pria asal Kediri ini menjadi penghuni laskar 'Merah Putih'. Debutnya terjadi di pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2002 di tahun 2001. Dalam turnamen internasional terakhir yang diikuti, Budi menjadi top skorer Piala AFF 2008 dengan empat gol, bersama Agu Casmir (Singapura) dan Teerasil Dangda (Thailand).

Pemain yang punya julukan 'Ular Piton' ini juga dikenang sebagai pemain Indonesia yang mencetak gol di dua Piala Asia berturut-turut. Yang pertama ia buat di Piala Asia 2004 di China, saat menang 2-1 atas Qatar, yang mana itu adalah kemenangan pertama Indonesia di turnamen tersebut.

Di Piala Asia 2007 di Jakarta, Budi juga menorehkan satu gol dalam kemenangan Indonesia di Grup D, atas Bahrain dengan skor 2-1.

Di level klub, Budi adalah pemain termasuk penyerang yang ditakuti bek-bek lawan. Klub-klub yang pernah ia bela antara lain Persebaya Surabaya, Deltras Sidoarjo, Persija Jakarta, dan Persik Kediri. Sejak akhir Januri 2009 ia bermain untuk Sriwijaya FC dengan status pinjaman dari Persik.

Boaz Salossa


Boaz Solossa "muncul tiba-tiba" ketika Peter Withe,pelatih timnas Indonesia ketika itu memasukkannya ke dalam skuad Piala Tiger 2004. Tak percuma with memanggilnya karena adik dari Ortizan Solossa ini tampil cemerlang.

Karirnya bersama timnas Indonesia sempat terputus ketika ia mengalami patah kaki menjelang Piala Asia 2007.

Namun sekembalinya dari cedera, ia berhasil menemukan performanya lagi. Musim ini di Indonesia Super League ia sukses mencetak 28 gol dan mengantarkan Persipura Jayapura tampil sebagai juara.

Ia dinilai memiliki skill cemerlang dan visi bermain yang luas, dua kriteria yang kemudian membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik Indonesia Super League musim ini.