Selasa, 14 Juli 2009

Regenerasi Tim Nasional Indonesia





Andika Yudistira Lubis
--Pemain depan--

Andika Yudistira termasuk Anak Ajaib dan menjadi salah satu pemain muda berbakat hebat di kancah Liga Super Indonesia. Kecepatan, teknik, dan giringan bola adalah kelebihan Andika. Ia juga dapat bermain di posisi sayap kanan, pemain asal Medan ini sudah mengemas banyak gol bagi PSMS Medan. Sayangnya, penampilan Andika, seperti tim yang dibelanya PSMS, menurun belakangan ini, kesempatan bermainnya pun banyak di ambil oleh stiker-stiker asing. Tapi saya yakini dia akan menjadi Gol gatter handal dimasa datang bagi Timnas Indonesia, asal ada kesempatan untuknya.

Emanuell Wanggai
--Gelandang -- 23 Februari 1988

Setelah menelurkan bakat-bakat baru seperti Boaz Sallosa dan Ricardo Salampessy, Persipura kembali memunculkan Emanuell Wanggai. Pemain ini dianggap sebagai bintang masa depan tim nasional kita. Wanggai bisa bermain sebagai gelandang bertahan skaligus pengatur serangan. Ia terkenal berkat dan mempunyai kecerdasan dalam mengatur tempo permainan. Serangkaian klub besar asal jawa sudah mengincar Wanggai.

Rachmad Latif
--Bek tengah--27 September 1990

Rachmad Latif mulai bersinar saat tampil di klub U-21 PSM Ujung Pandang. Rahmad adalah salah satu bek muda terbaik Indonesia saat ini, dan kemampuannya disebandingkan dengan Chariss Yulianto dan Nur' Alim. Cepat, berani, dan penggasak yang tangguh, hanya butuh waktu bagi Rahmad untuk tampil reguler di timnas senior Indonesia. Setelah penampilan kosistennya bersama PSM dan timnas junior U-21 dan U-23 Indonesia.

Ferdinand Alfred Sinaga
-Sayap kiri- 18 September 1988

Ferdinand tampil mengesankan saat melakoni kompetissi U-21 bersama Pelita Jaya. Pemain sayap kiri memiliki kelebihan pada sektor kaki kirinya, tapi ia masih harus meningkatkan kemampuan dalam bertahan. Posisi terbaik Ferdinand adalah sayap kiri luar, posisi yang memungkinkannya mengeksploitasi kecepatan dan kebolehan umpan silangnya.

Jumat, 26 Juni 2009

Timnas Harus Berada di Jalur Yang Benar


Cadangan :
Kiper : Ferry Rotinsulu, Jendry Pitoy Belakang :Ahmad Jufriayanto, Suroso, Hamka Hamzah, Isnan Ali, Ismet Sofyan, Tengah : Syamsul Chaeirudin , Atep, Ardan Aras, Eka Ramdani, M. Ilham, Depan : Saktiawan Sinaga, Jajang Mulyana.
Pelatih : Rahmad Darmawan





Cadangan :
Kiper : Jacob Hay, Belakang : Gerald Pangkali, Isak Kanon, Leonard Tupamahu, Ardiles Rumbiak, Tengah : Ian Kabes, Habel Setya, Cornelis Geddy, Fendry Mofu, Paolo Rumere, Okavianus Maniani, Depan : Korinus Finkreuw, Tolahu Abdul Musafry, Cornelis Kaimu
Pelatih : Jeksen. F. Tiago

Selasa, 23 Juni 2009

Tubuh Pendek bukan halangan timnas tidak berperstasi

Melihat prestasi timnas Indonesia, saya selalu saja merasa prihatin. Betapa tidak negara ini begitu besar dan penduduknya sangat mencintai sepakbola. Begitu ada pertandingan sepakbola, stadion selalu penuh, dukungan tak henti selalu ada baik itu untuk klub atau timnas. Namun prestasi seolah tak mau mendekati pasukan Merah Putih,

Alasan kebanyakan orang, dan orang-orang di kepengurusan PSSI karena kendala fisik alias postur pendek. Belum lama ini PSSI mengeluarkan aturan mengenai tinggi badan untuk pemain timnas. Untuk posisi bek dan striker, minimal 180 cm, sedang untuk gelandang minimal 175 cm.

Memang langkah yang diambil PSSI sangat baik. Ini untuk mengantisipasi duel udara dan benturan dengan pemain asing dimana kita sering kali kalah. Namun tentu harus ada pengecualian. Mereka lupa, banyak pemain legenda Timnas senior juga banyak yang bertubuh mungil seperti Sucipto Suntoro, Aji Santoso, Ansyari Lubis, Fahry Husaini dan Widodo CP

Heran juga dengan PSSI. Kenapa mereka melakukan diskriminasi terhadap pemain hanya karena ukuran tubuh yang pendek. Andik Vermansyah hanyalah bintang baru di klubnya, Persebaya. Namun peran Andik tak bisa dipandang sebelah mata.Tubuhnya yang mungil memudahkan dia untuk mengecoh, mengelabui, mempermainkan, dan mengkadali pemain lain yang posturnya lebih tinggi dan gempal. Tubuhnya hanya setinggi 164 cm. Dia juga bukan pemain yang berisi.

Saya jadi teringat keberhasilan Barcelona meraih trofi Liga Champion Eropa dengan mengandaskan Manchester United 2-0 membuat klub Spanyol tersebut meraih treble winner di musim 2008/09 ini. Sukses besar tersebut tentu berkat tangan dingin pelatih Josep ’Pep’ Guardiola beserta pemain-pemain andalan Barcelona, yang rata-rata bertubuh pendek

Kemenangan 2-0 Barca, tak lepas dari peran Messi. Ia mencetak gol melalui sundulan memanfaatkan umpan silang cantik Xavi. Sundulan Messi tak bisa dijangkau van Der Sar. Gol melalui kepala ini jarang dibuat Messi karena postur tubuhnya yang pendek. Namun kali ini, Messidona mampu melayang menyundul bola pakai sisi kiri kepalanya.

Lionel Messi mengatakan, dimasa lalu tinggi badan sempat membuat dia down. Betapa tidak, pada usia 11, Messi kurang hormon pertumbuhan. Hingga sekarang, tingginya ''hanya'' 169 sentimeter. Cukup pendek ketimbang pemain sepak bola lain yang jangkung-jangkung.Namun, tinggi badan itu tak dia jadikan penghalang. Justru, tinggi badan menjadi semangat untuk bermain lebih baik. Impossible is nothing. kemustahilan itu tidak ada artinya.

Duo gelandang Barcelona yang juga pilihan utama di skuad El Matador, Xavi Hernandes dan Andres Iniesta hanya setinggi 170 cm. Tapi, meski tergolong pendek, pelatih Vicente Del Bosque tetap memilih keduanya sebagai dalam starting eleven. Belum lagi pemain-pemain spanyol lainnya seperti Fabergas, David Villa, dan David Silva

Secara fisik pemain Indonesia memiliki sedikit kendala karena postur tubuh pemain yang tidak terlalu tinggi. tapi semuannya itu dapat kita tutupi dengan mengasah kecepatan, taktik, dan penempatan posisi. Hal ini juga biasa kita liat di tim nasional Jepang, Mexico dan Argentina. Dengan skill yang tinggi tubuh-tubuh yang pendek malah menjadi keungulan tersendiri bagi timnas mereka.

Hal lainnya sepak bola butuh talenta. Jika kita bicara soal talenta, itu sesuatu yang tidak bisa diperhitungkan, kembali bicara masa depan sepak bola, Talenta adalah hal yang luar biasa yang tidak bisa di kendalikan.

Apa yang membedakan pemain-pemain seperti Diego Maradona (168 cm), Romario (169), Bebeto (170 cm) atau Lionel Messi (169 cm) dengan pemain lainnya? Jawabannya adalah kemampuan untuk melihat yang tak terlihat hal-hal di lapangan hijau. Mereka dianugerahi bakat untuk menghentikan waktu dan memandang masa depan dalam 90 menit pertandingan, dengan berbagai keputusan dan tindakan yang tidak pernah terbayangkan oleh pemain lawan, bahkan oleh rekan satu timnya sendiri. Pemain dengan bakat seperti itulah yang disebut dengan sebutan pemain bertalenta tinggi. Masak hal-hal seperti musti di ajari lagi sih PSSI ???? Atau memang PSSI tak pernah mau belajar dari sejarah sepakbola di jagatraya ini.
Rezza mahaputra Lubis for TOTAL FOOTBALL INDONESIA

Berikut ini FORMASI THE DREAM TEAM BERTUBUH PENDEK


Selasa, 16 Juni 2009

M. Robby


Muhammad Roby dikenal sebagai bek muda berbakat. Pemain Persik Kediri kelahiran 12 September 1985 ini bisa dimainkan sebagai bek tengah, bek sayap atau pun sayap kanan. Dia mampu melakoni posisi-posisi itu dengan sama baiknya.

Sebelum memperkuat Persik, Roby sempat menghuni tim kuat Persija Jakarta pada musim 2007/2008. Karena kehandalannya sebagai pemain belakang dia mendapatkan trofi sebagai salah satu pemain muda terbaik dalam Copa Dji Sam Soe 2008.

Roby adalah mantan bek tengah andalan timnas Indonesia U-23 dan tampil membela skuad senior di SEA Games 2007, serta di turnamen Piala AFF 2008

Isnan Ali

Darah Makassar yang mengalir dalam dirinya, membuat Isnan Ali selalu tampil lugas. Ia adalah tipikal pemain yang selalu ngotot dalam bermain, petarung di lapangan.

Nama Isnan mulai mengorbit ketika membela Barito Putra, dan sempat memperkuat dua klub di Tangerang, Persikota dan Persita. Di tahun 2007 ia digaet Sriwijaya FC di bawah asuhan pelatih Rahmad Darmawan.

Kehadiran pemain berposisi bek sayap ini menghasilkan raihan positif bagi Sriwijaya. Di musim pertamanya di klub kota Palembang itu "Laskar Wong Kito" berhasil menjuarai Liga dan Copa Indonesia. Di timnas Indonesia Isnan sudah 'wara-wiri' sejak 2003.

Bambang Pamungkas


Siapa tak mengenal Bambang Pamungkas? Penyerang yang akrab disapa BP ini adalah salah satu ikon sepakbola nasional.

Ia memiliki pengalaman bermain di berbagai klub sepanjang karirnya. Sebelum bermain untuk Persija Jakarta saat ini, BP juga pernah bermain untuk klub divisi tiga Liga Belanda EHC Norad, dan klub Malaysia, Selangor FC.

Bersama Selangor ia menjuarai Premier League Malaysia 2005, Malaysia FA Cup 2005, dan Malaysia Cup 2005.

BP hampir selalu menjadi langganan tim nasional. Bisa dibilang satu tempat di lini depan 'Tim Merah Putih' hampir pasti menjadi miliknya. Meski tak memiliki badan yang menjulang, pemain berusia 28 tahun ini dikenal cukup piawai dalam duel-duel udara. Tak jarang ia melahirkan gol lewat sundulan memanfaatkan umpan silang.

Ricardo Salampessy


Ricardo Salampessy dikenal sebagai tembok pertahanan Persipura Jayapura. Bek asal Ambon kelahiran 18 Februari 1984 ini tangguh dalam menjaga daerah pertahanannya, terutama di sektor kanan, dan gigih dalam bermain.

Semua potensi yang dimiliki Ricardo membuatnya dilirik ke tim nasional Indonesia tiga tahun silam. Debutnya membela Merah Putih adalah saat tampil di Piala Merdeka 2006 dan ia menjadi salah satu pilar lini belakang skuad ivan Kolev di Piala Asia 2007.

Memulai karir profesionalnya bersama Persiwa Wamena, sejak 2006 Ricardo merupakan andalan Persipura Jayapura. Musim ini ia ikut menjadi kunci sukses tim "Mutiara Hitam" meraih memenangi Djarum Indonesia Super League (ISL).

Markus Horison


Kepala plontos dan murah senyum adalah ciri khas yang paling mudah ditemui dari sosok Markus Horison. Dia adalah kiper nomor satu Indonesia saat ini, yang tercatat sebagai pemain klub PSMS Medan.

Walaupun tubuhnya cukup tinggi untuk ukuran pemain lokal (180 cm), tapi perawakan Markus tergolong kurus untuk seorang penjaga gawang. Dalam situs resmi PSSI ia tercatat memiliki bobot 74 kilogram.

Kelebihan Markus adalah dalam mengantisipasi bola-bola lambung, juga dalam menghadapi tembakan-tembakan diagonal. Ia juga sangat berani keluar jauh dari sarangnya, sekaligus itu menjadi potensi dia karena kerap melahirkan blunder.

Pria kelahiran 14 Maret 1981 ini resmi menjadi kiper utama Indonesia di pertandingan terakhir babak penyisihan grup turnamen Piala Asia 2007 di Jakarta, saat skuad "Merah Putih" bertanding melawan Korea Selatan.

Ellie Eboy


Ellie Aiboy merupakan salah satu pesepakbola terbaik yang pernah ditelurkan oleh tanah Papua. Gocekan serta aksi-aksi dribelnya di sisi lapangan selalu menarik untuk disaksikan. Tak salah jika klub lokal Malaysia, Selangor FC sampai tertarik dua kali untuk merekrutnya.

Bahkan di awal petualangannya di negeri Jiran pada tahun 2005, ia menjadi pilar tim tersebut bersama Bambang Pamungkas, untuk berjaya merebut gelar Treble Winners. Sayang sekembalinya di awal tahun 2008, tak banyak yang ia bisa hasilkan untuk Selangor.

Sejumlah klub ternama tanah air pernah ia singgahi, Persipura Jayapura jadi klub profesional pertamanya, lalu Semen Padang menjadi klub yang membesarkan namanya, kemudian Persija Jakarta, dan Arema Malang. Sekarang ia mengabdikan dirinya bagi PSMS Medan.

Charis Yulianto


Tubuhnya tegap dan besar, sangat ideal untuk ukuran pemain bertahan di Indoneisa. Dengan tinggi badan 183 cm, Charis Yulianto tak pelak merupakan salah satu centre back terbaik Indonesia saat ini, atau bahkan salah satu yang terbaik yang pernah dilahirkan Bumi Pertiwi.

Pria asal Blitar, Jawa Timur, ini sempat mengasah bakatnya di Persebaya Junior, dan masuk proyek PSSI Baretti di tahun 1994, sebelum memulai karir profesionalnya di Arema Malang di tahun 1997. Empat tahun kemudian ia pindah ke tanah Borneo, membela PSM Makassar.

Di klub itulah Charis memperoleh pertama kali memperoleh kesempatan mengenakan seragam tim nasional di tahun 2004, ketika Indonesia mengikuti babak kualifikasi awal Piala Dunia 2006. Sejak itu, kemampuan Charis semakin terasah.

Dua tim besar Persija Jakarta dan Persib Bandung sempat merasakan servisnya sebelum Sriwijaya FC menggaetnya di tahun 2007. Di musim pertamanya di klub ibukota Sumatera Selatan itu ia membantu "Laskar Wong Kito" meraih gelar ganda: juara liga dan Copa Indonesia.

Di ajang Piala AFF 2008 Charis ditunjuk sebagai kapten pertama timnas Indonesia, menggeser Ponaryo Astaman, dan hingga kini masih mengemban fungsi tersebut.

Senin, 15 Juni 2009

Firman Utina


Sejak ditemukan oleh Benny Dollo pada tahun 2000, pemain yang mengawali karir sepakbolanya di Persma Manado Junior ini, penampilan Firman Utina selalu ditunggu oleh pecinta olahraga kulit bundar tanah air.

Dribel dan akselerasi cepat serta tendangan keras di lapangan tengah jadi ciri khas pria asli Manado ini. Persita Tangerang jadi kawah candradimuka untuk mencuatkan namanya hingga menjadi tenar seperti sekarang. Julukan 'anak emas Benny Dollo', karena selalu mengikuti kemana Benny Dollo melatih, tak menjadi beban baginya.

Selain Persita, Arema Malang adalah persinggahan lainnya, dan kini ia berada di bawah panji Pelita Jaya Jawa Barat.

Pria usia 27 tahun ini selalu memberikan penampilan terbaiknya ketika bermain di level klub maupun timnas. Tak heran, sejak memakai kostum ‘Merah Putih’ pada 2004, satu tempat di lini tengah Indonesia selalu jadi miliknya.

Ponaryo Astaman



Ponaryo Astaman adalah pemain papan atas Indonesia saat ini. Predikat kapten timnas adalah salah satu buktinya, walaupun sejak 2008 ia turun sebagai deputi setelah Charis Yulianto.

Kemampuan Ponaryo sebagai seorang gelandang penyeimbang permainan tidak perlu diragukan lagi. Pemain berusia 29 tahun ini memiliki visi bermain yang bagus, rajin menyerang maupun bertahan, serta akurat dalam melepaskan umpan.

Ponaryo mengawali karir profesionalnya di Pupuk Kaltim Bontang di tahun 2000, sebelum hijrah ke PSM Makassar empat tahun kemudian. Bersama Samsul Haeruddin ia menjadi pilar "Juku Eja" saat menjadi runner up Liga Indonesia musim 2004.

Klub Malaysia Melaka Telecom kepincut dengan sosok bertinggi badan 172 cm itu dan mengontraknya selama satu tahun (2006-2007). Setelah itu Ponaryo kembali ke tanah air untuk membela Arema Malang, dan sejak awal musim 2008/2009 memperkuat Persija Jakarta.

Budi Sudarsono


Seorang striker yang handal, tukang bikin gol yang piawai. Budi Sudarsono secara konsisten mampu menjaga performanya sebagai salah satu gelandang serang sekaligus forward terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

Sudah delapan tahun pria asal Kediri ini menjadi penghuni laskar 'Merah Putih'. Debutnya terjadi di pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2002 di tahun 2001. Dalam turnamen internasional terakhir yang diikuti, Budi menjadi top skorer Piala AFF 2008 dengan empat gol, bersama Agu Casmir (Singapura) dan Teerasil Dangda (Thailand).

Pemain yang punya julukan 'Ular Piton' ini juga dikenang sebagai pemain Indonesia yang mencetak gol di dua Piala Asia berturut-turut. Yang pertama ia buat di Piala Asia 2004 di China, saat menang 2-1 atas Qatar, yang mana itu adalah kemenangan pertama Indonesia di turnamen tersebut.

Di Piala Asia 2007 di Jakarta, Budi juga menorehkan satu gol dalam kemenangan Indonesia di Grup D, atas Bahrain dengan skor 2-1.

Di level klub, Budi adalah pemain termasuk penyerang yang ditakuti bek-bek lawan. Klub-klub yang pernah ia bela antara lain Persebaya Surabaya, Deltras Sidoarjo, Persija Jakarta, dan Persik Kediri. Sejak akhir Januri 2009 ia bermain untuk Sriwijaya FC dengan status pinjaman dari Persik.

Boaz Salossa


Boaz Solossa "muncul tiba-tiba" ketika Peter Withe,pelatih timnas Indonesia ketika itu memasukkannya ke dalam skuad Piala Tiger 2004. Tak percuma with memanggilnya karena adik dari Ortizan Solossa ini tampil cemerlang.

Karirnya bersama timnas Indonesia sempat terputus ketika ia mengalami patah kaki menjelang Piala Asia 2007.

Namun sekembalinya dari cedera, ia berhasil menemukan performanya lagi. Musim ini di Indonesia Super League ia sukses mencetak 28 gol dan mengantarkan Persipura Jayapura tampil sebagai juara.

Ia dinilai memiliki skill cemerlang dan visi bermain yang luas, dua kriteria yang kemudian membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik Indonesia Super League musim ini.

Minggu, 31 Mei 2009

Fandi Ahmad : Legenda Singapura asal Pacitan

Sejak 1979 sampai 1982, dunia sepak bola kita cukup semarak dengan tampilnya pemain-pemain asing di klub anggota Liga Sepak Bola Utama (Galatama). Kala itu, pemain yang dikontrak memang legendaris, sebut saja: Fandi Ahmad, David Lee, yang bermain untuk klub Niac Mitra Surabaya, dan Jairo Matos dikontrak oleh Pardedetex Medan. Fandi Ahmad dan David Lee berasal dari Singapura. Mereka menjadi andalan Niac Mitra.

Sebelum berkiprah di Indonesia pada 1982, Fandi berlaga di pertandingan demi pertandingan di negaranya. Ia memang pemain elegan dan andal di negerinya. Barangkali bakat sepak bola ia warisi dari ayahnya, Ahmad Wartam, yang mantan penjaga gawang Singapura 1963-1968 dan anggota lari 4x100 meter pada dekade yang sama. Pertama kali ia bergabung dengan tim King of Tigers.
Fandi Ahmad bersama John Van Chip dan Marco Van Basten dalam tes di Ajax

Kalau saja saat itu Fandi memilih bergabung dengan Ajax Amsterdam, mungkin ceritanya akan lain bagi kesebelasan Niac Mitra. Sebelum dipinang oleh Niac Mitra, Fandi--kala itu baru 17 tahun--sudah ditawari oleh Ajax dengan gaji US$ 40 ribu per tahun untuk kontrak selama tiga tahun yang dibayar di muka. Tapi, ia menampik tawaran itu lantaran tidak cocok pada salah satu isi perjanjian: tidak dapat sewaktu-waktu pulang ke Tanah Air jika tidak dalam keadaan darurat sekali.

Akhirnya Fandi menerima pinangan Niac Mitra dengan bayaran US$ 75 ribu untuk kontrak satu tahun dan dapat diperpanjang. Bukan sekadar bayaran itu jika Fandi lebih mantap bergabung dengan Niac Mitra. Pihak Niac Mitra memberikan keleluasaan baginya untuk dapat menjenguk keluarganya di Singapura. Toh, jarak negara yang dekat serta Fandi merasa di kampung sendiri--ayahnya, Ahmad Wartam, berdarah Jawa Pacitan.

Tak rugi Niac Mitra merekrut Fandi dan David Lee. Mereka memang patut menjadi andalan. Terbukti dua pemain asal Singapura itu mampu menunjukkan prestasi yang elegan. Bersama pemain Niac Mitra lainnya, antara lain Joko Malis, Dullah Rahim, dan Rudy Kelces; mereka mengalahkan PS Tunas Inti dengan 2-0 pada pertandingan putaran 1982-1983. Tercatat, selama satu tahun dikontrak Niac Mitra satu musim kompetisi, Fandi sebagai striker telah menyumbangkan 13 gol bagi Niac Mitra. Berkat prestasinya membawa Niac Mitra jadi juara Galatama, Fandi Ahmad dan David Lee diangkat jadi warga kehormatan kota Surabaya.

Keluar dari Niac Mitra, pada 1983, karena PSSI melarang adanya pemain asing, pria dengan tinggi 187 sentimeter itu meninggalkan Singapura untuk main bagi klub FC Groningen, Belanda. Dua tahun kemudian, ia bergabung dengan Federal Territory (sekarang bernama KLFA). Fandi pernah pula ditawari untuk bermain di Jepang dengan bayaran bisa mencapai Rp 430 juta setahun pada 1991.

Pada saat itu, menurut laporan The Straits Times Singapura, Fandi mendapat bayaran sekitar Rp 110 juta per tahun dari klub Pahang, Kuala Lumpur, Malaysia. Sampai beberapa tahun kemudian, di negerinya Fandi masih mengukir prestasi. Menjadi ujung tombak bagi Geylang United Singapura, suami Nur Sarah itu terpilih sebagai pemain terbaik Asia pada Juni 1996 oleh Konfederasi Sepak bola Asia. Tak hanya jago di lapangan sepak bola, ia pun bisa berakting di sinetron 60 episode, yang berkisah tentang pemain sepak bola produksi patungan Singapore Television Twelve dan Communications 200.

Sampai 1999, ia masih aktif di arena sepak bola Negeri Singa. Bukan sebagai pemain, tetapi menjadi asisten bagi pelatih Vincent Subramaniam dalam memperkuat tim negerinya di SEA Games XX Brunei Darussalam.



Perjalanan Karir :
Sebagai pemain
• Niac Mitra Surabaya (1982-1983)
• FC Groningen (1983-1985)
• Kuala Lumpur FC (1986-1990)
• OFI Crete (1990)
• Pahang FC (1991-1992)
• Singapura (berkompetisi di Liga Malaysia) (1993-1994)
• Geylang United (1996)
• Singapore Armed Forces FC (1997-1999)

Sebagai pelatih

• tim nasional sepak bola Singapura (asisten pelatih; 1999)
• Singapore Armed Forces FC (2000-2003)
• tim nasional sepak bola Singapura (asisten pelatih; 2004-2006)
• U-23 Singapura (berkompetisi di Liga Singapura) (2006)
• Pelita Jaya (2006-)

Kamis, 28 Mei 2009

Vata Matanu : Pengabdian striker Benfica di Indonesia

Usia kepala 3 di dunia sepakbola, termasuk menginjak senja. akan tetapi,bagi stiker Vata Matanu, pengalaman, performa dan kematangannya masih sangat dibutuhkan bagi klub asal bali yang bakal berkecimpung di ajang Liga Indonesia.Jelas sebuah pengalaman menjadi modalnya untuk tetap eksis di dunia sepakbola. Apalagi, dia telah membela klub besar bersama Benfica (Portugal)

Karirnya mulai meredup ketika dipinjamkan ke klub Floriana Malta.Tapi ia sempat membawa klub tersebut mencicipi juara Liga Malta. Vata pun lantas mengadu nasib ke klub Indonesia, Gelora Dewata Bali.

Keputusan management Gelora Dewata,(HM. Mislan) untuk mendatangkan pemain asal
Angola pada transfer pembukan Liga Indonesia silam berbuah manis. Kehadiran pemain bernama lengkap Vata Matanu Garcia mampu meringankan beban Misnadi Amrizal di lini depan Gelora Dewata.

Faktor jam terbang dan pengalaman bertanding menjadikan Vata dan rekannya Abel Campos menjadi pemimpin anak-anak asal pulau bali seperti, Kadek Suartama, Komang Adnyana, Misnadi Amrizal, Nus Yadera dan I Bagus Mahayasa. Mantan bintang Benfica itu pun sukses menjalankan strategi yang diterapkan oleh Freddy Muli.

Oleh Freddy, pemain yang berulang tahun pada tanggal 19 Maret itu diberi kebebasan di lapangan. Tidak hanya bermain sebagai pemain striker, tapi juga dapat sebagai winger, atau pun second striker bersama Abel Campos

Vata pun menjawab kepercayaan sang pelatih dengan penampilan memukau. Puncaknya adalah ketika mampu menjadi top skor di Wilayah Timur dengan torehan 21 gol. Ia juga membawa Gelora berada di urutan 5 klasmen, di bawah Petrokimia, PKT, Assyabab SGS dan Barito Putra. Biarpun ia gagal mengantarakan Gelora menuju ke babak 8 besar, namun hasil pencapaiannya yang bagus bagi seorang pemain Afrika di tanah Indonesia, mengingat perbedaan kultur permainan dua negara.

Penampilan gemilang Vata mendapat banyak pujian dari banyak pihak, khususnya publik Bali. Pujian atas debut pemain berkewarganegaraan Angola itu datang dari pemain asing lainnya seperti Roger Milla dan Maboang Kessack. "Vata, adalah seorang penyerang hebat dan anda akan selalu membutuhkan bola untuk memberikan kepada dia didalam kotak penalti”, tambah Roger Milla.

Kisah Vata juga sempat di komentari oleh mantan pelatih Persema Suharno " Pada masa itu duet Vata dan Misnadi sangat tajam. Khususnya Vata termasuk stiker handal dalam bola-bola atas dengan sikap opurtutis di kotak penalti lawan.

Kegagalan ia membawa Gelora di musim pertama di kompetisi perdana Liga Indonesia, menjadi pemicu tekat dari Vata. Dan pada akhirnya pada kometisi musim 1997/1998, Vata berhasil membawa Gelora menjadi runner-up Wilayah timur, di bawah PSM Makasar. Keberhasilannya otomatis membawa Gelora Dewata lolos ke babak 8 besar, dengan torehan 14 gol yang di sumbangkannya.

Penampilan bagusnya dalam membobol gawang lawan membuat, Ia masuk dalam daftar pemain All-Star timur. Dan hasilnya, ia pun sukses membubuhkan 2 gol, yang membuatnya terpilih sebagai stiker utama dalama laga Indonesia All-Star vs Lazio.

Sebagai mantan striker Angola, nama Vata memang menjadi Idola di kompetisi Liga Indonesia. Kesemuanya karenaVata telah mengoleksi 65 caps pertandingangan dan membubuhkan 20 gol untuk timnas Angola. pemain yang mengawali karirnya bersama klub "Progresso" itu dikenal sebagai striker mematikan di dalam kotak penalti lawan.

Setelah masa emasnya habis Vata Matanu akhirnya banting stir menjadi pelatih sepakbola, di Australia dan Bali. Khasus bom Bali yang terjadi tahun 2002 mengetuk hatinya mengumpulkan dana melalui kegiatan ‘Beach Soccer’. Bersama dengan Hj.Agus Bambang Priyanto SH, salah satu simpatisan bom Bali, Vata mengadakan kegiatan ‘Beach Soccer’ tersebut murni kegiatan amal dana untuk keluarga korban bom Bali. “Sebagian dari uang sponsor di sumbangkan ke keluarga korban bom Bali, karena saya tahu sampai saat ini ada diantara mereka tidak punya rumah, dan membutuhkan bantuan dana untuk membesarkan anak-anak mereka,” kata Vata.





Pengalaman Sebagai Pemain dan Pelatih
v 1981-1991 : Bermain dengan Benfica Portugal Liga Eropa final dengan AC Milan
Pelatih Sven Erickson
v 1989-1990 : Top Skor untuk Portugal dengan 16 gol
v 1994-2001 : Pemain dan asisten Pelatih Gelora Dewata Bali
v 1995 : Top skor di wilayah timur Indonesia dengan 21 gol
v 2001 : Pelatih Kepala International Soccer Academy di bali
v 2002-2004 : Pelatih di sekolah sepak bola di Melbourne,Australia
v 2004-2005 : Pelatih Kepala International Soccer Academy di bali
: Pelatih Kepala Mitra Kukar Kalimantan, divisi I Indonesia
v 2005-2006 : Pelatih Kepala Ps Persegi Gianyar Bali, LIGINA

Penghargaan
v 1998 : Juara Nasional dengan Benfica
v 1989 : Top skor di liga nasional Porugal 38 kali bermain/16 gol
v 1990 : Juara di Piala Super denga SL Benfica
: Dengan SL Benfica Runer Up Piala Eropa dan juara AC Milan
: Dengan SL Benfica Juara Nasional
: Dengan Floriana Menjadi Juara Nasional di Malta
v 1995 : Top skor di liga Indonesia Wilayah Timur
v 1996-1997 : Dengan Gelora Dewata menjadi Finalis di kejuaraan Liga Indonesia.

Selasa, 26 Mei 2009

Daftar Sekolah Sepak Bola di Indonesia


Jakarta :

Sekolah Sepak Bola Biangbola

GOR Pertamina Simprug

Jl. Tengku Nyak Arif, Kebayoran,
Jakarta Selatan

Telp 722 5525 atau 7070 7907


SSB Abstraxs
Jl. Rawa Papan Bintaro, Jakarta Selatan
(021) 73889856

SSB Ampera
Jl. Kibledug Jaya Gg. Kyai Maja 72 Ciledug Tengah

SSB Annisa Pratama
Jl. Lapan Rt 008/08 No. 46 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13710

SSB AS-IOP Apacinti
Kompleks Gelora Senayan, Lapangan E (Lap. Aspirin), Unit II Senayan Jakarta


SSB Bina Taruna
Stadion Bea & Cukai Rawamangun, Jakarta Timur

SSB Bina Utama
Jl. Melati III Rt 001/005 No. 23 Cakung Timur, Jakarta Timur

SSB Bintang Utara
Jl. Mucang Raya Blok N No. 16 Lagoa Tanjung Priok Jakarta Utara

SSB Bintaro Jaya
Jl. Taman Mangu Indah Blok I-1 No. 18 Bintaro

SSB Bonnas FC
Jl. Pemata Safir No. 29 Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

SSB Forza Pratama
Jl. Raya Bogor, Cibubur, Jakarta Timur

SSB IM-DKI
Jl. H. Mencong Peninggilan Utara Rt 02/03 No. 55, Ciledug

SSB La Rose
Jl. Raya Pelabuhan Tanjung Periok Lorong 5 Jakarta Utara

SSB MBFA
Jl. Dr. Abdurrahman Saleh 49E Jakarta

SSB Merah Putih
Toko Intan Sport, Jl. Plumpang Semper No. 1B Jakarta Utara

SSB Putra Indonesia
Taman Wisma Asri Blok N 45 Jakarta Timur

SSB Rawa Junior
Jl. Ancol Selatan RT. 02/02 N0. 15A Sunter Agung Jakarta Utara

SSB Ricky Yakobi
Jl. Patal Senayan, Jakarta


SSB Malaka Selection
Berdiri: 15 Maret 2002
Alamat: Jl. Rorotan IV no. 24, Jakarta Utara
Telp.: 021-44851459 - 44850562
Stadion: Malaka Jaya Rorotan, Lap. Rorotan IV Malaka, Lap. Kelurahan Rorotan


SSB Sanggraha Pelita
Jalan Raya Jagorawi, Lebak Bulus, Jakarta Selatan

SSB Si Doel Gelora Ragunan
Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

SSB Persija
Stadion Menteng Jakarta Pusat Telp. 9143233

SSB Doel
Karinda Plaza Blok B1 Perum Bumi Karang Indah Jl. Karang Tengah Raya Lebak Bulus Jakarta Selatan, Telp: 7505667, 7505569, 7655873

SSB Andi Lala Football School
Jalan Raya Meruya Selatan Kembangan Jakarta Barat
Telp. 5300216 (Tri Setyanto)
5330618 (Andi Lala)
Tempat latihan : Jalan Raya Meruya Selatan Kembangan Jak-Bar

SSB Indonesia Muda
Jl. Pinang No. 5 Kel.Lagoa, Jakarta Utara
Tempat latihan : Stadion Tugu Semper Jakarta Utara

SSB Bintang 45
Jl. Kayu Tinggi Rt 05/06 Kampung Kandang Sapi Cakung, Jakarta Timur

Asian Soccer Academy

Apartemen Beverly Towers, Unit 1046, Jl. RA. Kartini Kav. 16, Cilandak Barat, Jakarta
(021) 75911046

SSB Mutiara Cempaka Utama
Jl. Cempaka Putih Barat, Jakarta Timur.
(021) 4261422

Sekolah Sepak Bola Netral
Jl. Peralihan
Sungai Begog No. 39, Semper,
Tanjung Priok, Jakut
(021) 4413928


SSB PAM Jaya
Jalan Raya Kalimalang No.89 Jakarta Timur
(021) 8643026

SSB Pelita Bakrie
POR Pelita Sawangan
(021) 7494439


SSB Persigawa Selatan
Jl Raya Bogor Km 27 Komplek ZENI AD, Pasar Rebo, Jakarta Timur
(021) 8708689

Sumatera:

SSB Anak Bangsa

Balai Pemuda Parak Lawe, Jalan Parak Lawe, Padang
(0751) 63609

SSB Sejati Pratama
Jl. Karya Jaya, Kel. Masyhur, Medan

SSB Bumi Sriwijaya
Jl Letnan Yasin Rt 14 Rw 05 No. 792 Palembang

0812 7392851

SSB Telanai Pura Jambi
Kantor Camat Telanaipura, Jl. Kapten Tendean Telanaipura, Jambi


SSB Global Payakumbuh
Masjid Makmur, Kelurahan Nunang, Kecamatan Payakumbuh Barat,
Payakumbuh, Sumatera Barat
(0751) 94128

SSB Patra Muda
Jl Durian No. 319 /G. Komperta Plaju, Palembang
(0711) 597237

Sekolah Sepak Bola PDAM Padang Junior

Stadion GOR Agus Salim, Komplek Rimbo Kaluang,
Padang, Sumatera Barat


SSB PSTS Padang
Lapangan PSTS Tabing, Jalan Hamka, Padang
(0751) 54310-44372

SSB Yapora Pratama
Jl. Ambu Ambu No.1, Kelurahan Tangkerang Barat, Pekanbaru.
(0761) 21329

SSB Sinar Sakti
Jl. Timor No. 10E, Medan Timur



Banten:

SSB Cipondoh Putra
Jl Hasyim Ashari No. 1, Cipondoh, Tangerang.
(021) 5549435

SSB Indonesia Muda DKI
Jl. H. Mencong, Ciledug, Tangerang
(021) 7311190

SSB Banten Raya
Berdiri: 1997
Alamat: Jl. Jendral Sudirman, Kompleks Perkantoran Cikupa, No. 2, Pandeglang
Telp.: 0253-201300 fax 201300

SSB Putra BSD

Jl. Pinus Raya Blok D3 No 23, Bumi Serpong Damai, Tangerang
(021) 5382524

SSB Villa 2000
Perumahan Pamulang Villa sektor V, Banten
(021) 7444521

SSB Ranten Raya
Jl. Jenderal Sudirman, Kompleks Perkantoran Cikupa No. 2, Pandeglang

SSB Pelita Tunas
Desa Nyangkoek, Cicurug, Sukabumi 43159

SSB Kukusan
Jl. K.H. Ahmad Dahlan III No. 16A Beji, Depok

SSB Nelayan Pratama
Jl. Puskesmas No. 04 Kel. Maragagiri Kec. Bojonegara Kab. Serang Banten




Bogor:

SSB Buperta
Bumi Perkemahan dan Griya Wisata, Cibubur
021-9222320

SSB Prahara Ciampea
Jl.Let. Soekarna 10, Ciampea, Bogor
(0251) 623515

SSB Tunas Putra Work Shop DPU

Jl. Dr. Nurdin, Cibinong, Bogor

021-8750805

SSB KEBO MANIA
Jl. Aman No :4, Komplek Pemda Kabupaten Bogor
(Stadion Persikabo), Cibinong, Tlp: 62-21-87911671


SSB Siaga Pratama
Berdiri: 28 Oktober 1998
Alamat: Lapangan Siaga, Jl. Bojong Gede Raya, Bojong Gede, Bogor
Telepon: 021-8784293, 8798723


Bandung :

SSB Sidolig
Jl. Jend. Ahmad Yani 262/ STD Persib Bandung


Kalimantan :
SSB Binuang Muda
Jl. Pemuda No. 28 Binuang, Kabupaten Tapin, Kalsel

SSB Oemar Bakrie
Berdiri: 17 Oktober 1999
Alamat: Kota Baru, Pulau Laut, Taman Melati, Banjarmasin, Kalimantan Selatan 22639
Stadion: P. T. Arutmin Indonesia



Jawa dan Bali :


SSB Denpasar
Renon, Denpasar
(0361) 231470, 259211

SSB Pekerjaan Umum
Berdiri: 1988
Alamat: Jl. Laksda Adisucipto, Malang
Telepon: 0341 – 498142

SSB Bina Bola Putra Gelora
Alamat: Gelora 10 November, Jl. Tambak Sari 1, Surabaya
Telp.: 031-5049042

SSB Putra Batik
Alamat: Setono Gg. II No. 14, Pekalongan Timur
Berdiri: Juli 2001

SSB Labaltex
Berdiri: 9 September 1996
Alamat: Jl. Rajawali 7A, Pekalongan

SSB Gading Mas
Jl. Durian 31, Madiun Jawa Timur
(0351) 496361

SSB Garuda Putra Dalung
Lapangan Dalung, Kuta Utara, Badung
08179766174

SSB Kediri Putra
Jl. Miri 45, Ds. Ngasem, Kec. Gampingrejo,
Kab. Kediri
(0354) 683130

SSB Bintang Muda Arum
Alamat: Jl. Apokat A-4 Perum Sidoarum, Godean, Sleman, DIY

Sekolah Sepak Bola Tunas Mandiri
Jl. Kalimas Mijen 23, Semarang

SSB SMU Dr. Soetomo Surabaya
Berdiri: 1999
Alamat: Jl. Manyar Rejo I-39, Semolowaru no. 9, Surabaya
Telepon: 031-594 4474, 599 1783

SSB Sorao
Jalan Pulau Moujo No. 1 A, Denpasar, Bali
(0361) 723753

Unibraw 82
Jl. Watujajar, Malang
(0341) 572483

SSB Nusantara
Jl. Perumahan Nuansa Kori, Denpasar
(0361) 428743, 0818392944

Sekolah Sepak Bola Remaja Ngawi
Jl. Suroso No 9, Ngawi, Jawa Timur
(0351) 749702

SSB Purbaya
Jl. Setia Bhakti No. 10, Madiun
(0351) 482794

Sulawesi :

Makassar Football School 2000
Jl. Kartini, Makassar, Sulawesi Selatan
(0411) 3213000

SSB RAF Makassar
Jl. Baji Nyawa No. 1 Makassar
(0411) 878065