Selasa, 09 Februari 2010

Totalitas Bambang Nurdiansyah

Mengenali Bambang Nurdiansyah yang kelahiran Banjarmasin, 28 Desember 1959 tak begitu sulit. Apalagi bagi mereka yang mengenal wajahnya sejak masih jadi pemain sepakbola dulu, hingga kini wajahnya tak jauh berbeda. Belum ada kesan "tua" dari Bambang yang memiliki tinggi 170 cm dan bobot 68 kg ini.

Ketika tokoh sepakbola H Sjarnubi Said mencapai puncak kejayaannya, Bambang kemudian direkrut kesebelasan Krama Yudha Tiga Berlian (klub milik Sjarnubi) dan sempat bermain dalam satu musim kompetisi pada 1985-1986. Tetapi kepiawaian dan kekuatan tendangan yang dimiliki sosok yang juga hobi balap mobil ini, cukup menggoda manajemen pengurus klub Pelita Jaya Jakarta. Bambang sempat mangkal selama enam tahun (1986-1992) dalam Pelita Jaya yang ketika itu sebagai klub elit dalam kompetisi Galatama karena sempat bertengger sebagai juara selama tiga kali. Dan karirnya sebagai pemain terakhir kali terdampar di kesebelasan Putra Samarinda pada 1983Sebagai seorang pemain, anak dari pasangan M Sidik (almarhum) dan Nursehan ini memulai karirnya di kesebelasan Arseto Solo pada 1978-1982. Ia kemudian hijrah ke Tunas Inti (1982-1983), musim berikutnya pindah ke Yanita Utama (1983-1985).
Bambang memang punya tekad dan cita-cita mulia untuk memajukan persepakbolaan, khususnya dimulai dari generasi muda. Tawaran kursi sebagai pelatih kepala dari beberapa tim Divisi Utama pun ditolaknya, hanya demi memikirkan nasib para pemain muda yang menjadi perhatian PSSI Pusat.

Menyoal kendala yang dihadapi persepakbolaan nasional, Bambang kembali menyoroti persoalan klasik, yakni minimnya sarana dan prasarana di Indonesia. Tetapi lebih dari itu, dia menuntut agar segala sesuatunya dapat diperlakukan secara transparan yang dimaksudkan; dibina oleh pelatih yang benar disertai sarana yang cukup, wadah kompetisi dan pendukung lainnya.Persepakbolaan Indonesia di Asia sebenarnya pernah masuk dalam deretan 12 besar seperti yang terjadi pada Piala Asia 1996. Menyaksikan tim-tim yang tampil di Asian Games XIV, Bambang pun sangat prihatin, mengapa Indonesia sampai tak mampu ambil bagian hanya karena polemik dan pertentangan kebijakan.

"Padahal, kondisi Indonesia tak lebih buruk dibanding negara-negara seperti Palestina atau Afghanistan. Dengan tidak ikut Asian Games atau banyak turnamen resmi internasional, justru semakin mempurukkan sepakbola kita. Dan negara-negara seperti Thailand, Korea, China,dan Jepang semakin jauh meninggalkan kita," kata Bambang NurdiansyahAnak pertama dari lima bersaudara ini, sejak tahun 2000 aktif sebagai seorang pelatih sepakbola, diawali dengan tim Porda Riau dan berhasil mengantarkan tim itu sebagai juara.

Pada tahun yang sama dipercaya para wartawan unit peliput sepakbola di Jakarta mengarsiteki tim SIWO DKI Jaya, berhasil mengantarkan tim ini juara dalam turnamen se-Jawa-Bali.

Karir Bambang terus menanjak. Pada tahun berikutnya dia yang sudah mengantongi sertifikat pelatih C, B, A, S3, S2, dan S1 ditunjuk PSSI menjadi pelatih nasional tim putri di SEA Games XXI Kuala Lumpur, tahun 2001. Namun ketika itu, Bambang memang gagal membawa timnya sebagai yang terbaik, kecuali berhasil membawa ke semifinal (empat besar).

Kepercayaan PSSI terus berkembang, pada tahun berikutnya (2002), Bambang menjadi arsitek Timnas PSSI Pra Piala Asia U-20 yang digelar di Bangkok. Tetapi kali ini kegagalan "menyambangi" sosok ayah tiga anak ini, timnya tersisih di babak penyisihan.

Masih pada tahun yang sama (2002), Bambang berhasil mengukir puncak prestasinya dengan mengantarkan Timnas PSSI U-21 sebagai juara Asia Tenggara dalam turnamen Piala Hassanal Bolkiah yang digelar di Brunei Darussalam pada Agustus 2002.

1 komentar:

  1. Bambang amat tangguh di lini depan, dia salah satu pemain saat indonesia punya prestasi cukup gemilang di ppd 86. Tapi pemain ini sempat dihukum psisi karena terkena kasus suap saat lawan singapura. Bersama 5 pemain lain diantaranya elly idris, noach merien, zain irmis dan satu lagi saya lupa siapa namanya mereka di hukum kalo gak salah 5 tahun tidak boleh bermain oleh PSSI.

    BalasHapus